Semarang, Idola 92.6 FM-Beberapa hari terakhir, publik dikejutkan oleh tragedi ledakan bom di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta. Peristiwa ini tidak hanya melukai puluhan siswa tetapi juga melukai nurani kita semua — karena pelaku yang diduga melakukan aksi ini ternyata masih remaja/ berusia 17 tahun, dan juga seorang pelajar.
Di tengah situasi Indonesia yang sebenarnya sudah cukup kondusif dari ancaman terror, kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar: apa yang sebenarnya terjadi di balik perilaku remaja pelaku ini? Bagaimana seorang anak muda bisa sampai pada tindakan ekstrem yang mengancam nyawa orang lain?
Banyak pihak kemudian mengaitkan hal ini dengan pengaruh negatif media sosial dan paparan konten kekerasan di dunia maya. Di saat yang sama, Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan pentingnya membangkitkan kembali budaya kepedulian sosial — dengan menghidupkan kembali peran Karang Taruna, Pramuka, serta komunitas pendidikan sebagai benteng moral dan sosial bagi generasi muda.
Presiden juga meminta guru dan tenaga pendidik untuk lebih peka terhadap tanda-tanda perubahan perilaku di lingkungan sekolah serta mendorong kementerian terkait untuk meneliti lebih dalam dampak game online dan konten digital terhadap perilaku anak muda.
Lalu, bagaimana kita bisa membentengi generasi muda dari paparan buruk media sosial dan ideologi yang menyimpang? Dan, bagaimana pula membangun kepedulian sosial di kalangan anak muda agar mereka tumbuh sebagai generasi yang kuat, empatik, dan berkarakter?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Pakar Pendidikan, Dr. Itje Chodidjah, M.A. dan Dosen Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta, Muhammad Ilman Naafi’a. (her/yes/dav)
Simak podcast diskusinya:
