Semarang, Idola 92,6 FM-Layanan posyandu didorong bisa terintegrasi dengan satuan pendidikan anak usia dini (PAUD), untuk meningkatkan angka partisipasi anak usia 0-6 tahun belajar di jenjang PAUD.
Sebab, data BPS menyebut, angka partisipasi kasar (APK) PAUD di Jawa Tengah pada 2024 hanya 47,65 persen.
Ketua Tim Pembina Posyandu Jateng Nawal Arafah Yasin mengatakan guna mendukung program unggulan Bunda PAUD Jateng, yakni PAUD Emas (PAUD Berbasis Masyarakat untuk Generasi Emas), maka posyandu harus terintegrasi dengan PAUD. Hal itu dikatakan saat kunjungan ke Tegal, belum lama ini.
Menurutnya, program tersebut menekankan swadaya masyarakat dalam menghadirkan akses dan layanan pendidikan anak yang merata.
Nawal menjelaskan, seluruh lembaga posyandu di Jateng bisa bertranformasi melayani enam Standar Pelayanan Minimum (SPM).
Termasuk integrasi Posyandu dan PAUD, dalam hal ini kader-kader posyandu diarahkan untuk membuka kelas bagi anak usia dini.
“Yang kemudian harus kita upayakan pada saat ini adalah layanan PAUD-nya. Bagaimana harus terus ada di tiap-tiap Posyandu di Jawa Tengah. Maka kemudian ini PAUD Emas yang kita gelorakan kemarin, kita menggelorakan bagaimana swadaya masyarakat ini menjadi satu kekuatan,” kata Nawal.
Lebih lanjut Nawal menjelaskan, program PAUD Emas juga wujud komitmen “Ngopeni Bocah Nglakoni Wajib Setahun Prasekolah” Bunda PAUD Jateng untuk mendukung visi Ngopeni Nglakoni yang digagas Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin.
Saat ini, pihaknya tengah mengembangkan PAUD holistik integratif dengan menggandeng Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan menyusun modul pembelajaran dan mengupayakan beasiswa untuk guru PAUD.
“Nantinya akan kita susun modul dan lain sebagainya. Bahkan ada beasiswa untuk guru PAUD yang kita kerja samakan dengan UNS atau Universitas Sebelas Maret,” pungkasnya. (Bud)













