Gubernur Ahmad Luthfi mencoba QRIS Tap di Bus trans Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah mendorong digitalisasi transportasi publik, melalui perluasan penggunaan QRIS Tap berbasis NFC di seluruh koridor Trans Jateng.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan inovasi ini membuat masyarakat bisa “ngebis” lebih praktis dan ekonomis, apalagi dengan adanya promo khusus pada akhir tahun. Hal itu dikatakan di sela kegiatan media briefing, kemarin.

Menurut Rahmat, program bertajuk “Ngebis Praktis dan Ekonomis Pakai QRIS Tap” menawarkan tarif hanya Rp131 untuk sekali perjalanan.

Promo berlaku selama November-Desember 2025, dan terbatas untuk 500 transaksi pertama setiap hari.

Rahmat menjelaskan, Bank Indonesia Jateng berharap stimulus ini memercepat peralihan masyarakat dari pembayaran tunai ke digital di sektor transportasi.

“Perluasan QRIS Tap di bus Trans Jateng bertujuan meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan efisiensi pengelolaan penerimaan daerah. Selain itu, digitalisasi membantu pemerintah mendapatkan data penumpang yang lebih akurat, sekaligus mendorong perubahan perilaku pembayaran di moda transportasi publik,” kata Rahmat.

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, implementasi QRIS Tap terbukti berdampak cukup baik.

Berdasarkan data penggunaan Agustus-16 November 2025, jumlah penumpang yang membayar menggunakan QRIS Tap mengalami kenaikan.

“Sebelum program, ada 1.792 penumpang yang menggunakan QRIS Tap. Setelah program ada 7.365 penumpang, dan kenaikan selama November bahkan mencapai 664 persen,” jelasnya.

Rahmat menyebut, Jateng termasuk daerah dengan perkembangan ekosistem pembayaran transportasi digital yang pesat.

Bank Indonesia optimistis, digitalisasi pembayaran transportasi akan memerluas inklusi ekonomi sekaligus memerkuat ekosistem pembayaran nontunai di daerah.

“Dengan dukungan pemerintah daerah, penggunaan QRIS Tap diproyeksikan terus meningkat, termasuk potensi kenaikan pembayaran nontunai hingga 8,49 persen sepanjang Januari-Oktober 2025,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaEkonomi Beradab Harus Berpijak pada Etika, Sejarah dan Filsafat