Semarang, Idola 92,6 FM-AXIS berkolaborasi dengan Waste4Change, sukses menerapkan konsep Zero Waste to Landfill pada AXIS Nation Cup 2025.
Melalui konsep kolaborasi ini, XLSMART berhasil melakukan pengelolaan seluruh sampah dari semua rangkaian kegiatan turnamen sehingga tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Group Head Corporate Communications & Sustainability XLSMART Reza Mirza mengatakan pengelolaan sampah dilakukan secara bertanggung jawab, agar tetap memberi manfaat bagi lingkungan sebagai wujud komitmen untuk terus mengimplementasikan inisiatif keberlanjutan. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.
Menurutnya, inisiatif ini merupakan kelanjutan dari keberhasilan penerapan konsep yang sama pada perayaan HUT ke-28 XL Axiata tahun lalu.
Kini, di bawah entitas baru XLSMART, komitmen tersebut terus dilanjutkan dengan skala yang lebih luas dan terintegrasi dalam berbagai aktivitas perusahaan.
Reza menjelaskan, langkah ini sejalan dengan program Waste Management di kantor XLSMART yang mengajak seluruh karyawan untuk lebih bertanggung jawab terhadap sampah masing-masing melalui pemilahan organik, anorganik dan plastik.
“Melalui AXIS Nation Cup 2025, kami ingin menunjukkan bahwa sebuah event besar tidak harus identik dengan timbunan sampah. Konsep Zero Waste to Landfill adalah bentuk tanggung jawab kami agar setiap kegiatan perusahaan tidak membebani bumi, sekaligus menjadi medium edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab,” kata Reza.
Lebih lanjut Reza menjelaskan, pihaknya ingin budaya sadar lingkungan menjadi bagian dari DNA perusahaan.
Mulai dari kebiasaan memilah sampah di kantor, hingga penerapan standar keberlanjutan di setiap event yang kami selenggarakan.
“Harapan kami, peserta, penonton, dan seluruh pihak yang terlibat dapat membawa pulang kebiasaan baik ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari” jelasnya.
Dalam pelaksanaannya, total sampah yang dikelola selama penyelenggaraan AXIS Nation Cup 2025 mencapai sekira 4.200 kilogram.
Sampah tersebut tidak langsung dibuang, tetapi dipilah dan diolah melalui berbagai skema pengelolaan berkelanjutan.
Sekira 34,8 persen dari total sampah berhasil didaur ulang, mencakup material seperti gelas, logam, plastik dan kertas.
Sebanyak 7,32 persen sampah organik diolah menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanah dan pertanian.
Sementara itu, sekitar 57,87 persen sisa residu diubah menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF), yaitu bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. (Bud)













