Nita Rachmenia, Plh Kepala KPw BI Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah menegaskan, perekonomian provinsi ini menunjukkan performa solid sepanjang 2025 dan siap menghadapi tantangan pada 2026.

Plh Kepala KPw BI Jateng Nita Rachmenia mengatakan ekonomi provinsi ini pada triwulan III 2025 tumbuh 5,37 persen (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan nasional yang mencapai 5,04 persen. Hal itu dikatakan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2026 di Hotel Gumaya Semarang, Jumat (28/11) malam.

Nita menjelaskan, pertumbuhan tersebut terutama ditopang investasi yang naik 6,71 persen serta ekspor yang meningkat 11,31 persen didorong komoditas tekstil, pakaian jadi dan alas kaki.

Industri pengolahan tetap menjadi kontributor terbesar ekonomi daerah, dengan porsi 33,43 persen dan tumbuh 5,96 persen sepanjang tahun.

Menurutnya, BI Jateng mencatat penguatan aktivitas ekonomi turut ditopang peningkatan investasi melalui berbagai program seperti Central Java Investment Business Forum (CJIBF) serta promosi investasi melalui Keris Jateng.

Sedang upaya pemberdayaan UMKM juga berjalan masif, termasuk gelaran UMKM Gayeng 2025 yang menembus pasar internasional. Berbagai inisiatif tersebut dinilai mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi sepanjang 2025.

“Memasuki 2026, BI Jateng menilai ekonomi Indonesia dan Jawa Tengah tetap menghadapi tantangan global, termasuk ketegangan geopolitik, ketidakpastian pasar keuangan, serta risiko perubahan iklim terhadap sektor pangan,” kata Nita.

Lebih lanjut Nita menjelaskan, pihaknya optimistis Jateng memiliki modal kuat seperti basis industri yang solid, tenaga kerja kompetitif, ketersediaan pangan serta daya tarik investasi di sektor unggulan seperti tekstil, alas kaki, furnitur dan makanan minuman.

Dengan fondasi tersebut, BI Jateng memproyeksikan ekonomi Jateng mampu tumbuh pada kisaran 4,9-5,7 persen pada 2026 dengan inflasi tetap terjaga dalam rentang 2,5 persen ±1 persen.

“Sinergi kebijakan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta otoritas terkait disebut menjadi kunci menjaga ketahanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah dinamika global yang semakin kompleks,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaPresiden Prabowo Apresiasi Sinergi Pengelola Ekonomi Dalam Negeri