Semarang, Idola 92,6 FM-Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah terus berupaya memercepat pengembangan kawasan industri, dalam rangka menggaet calon investor masuk ke provinsi ini.
Kepala DPMPTSP Jateng Sakina Rosellasari mengatakan kawasan industri menjadi kunci, untuk mendorong realisasi investasi yang lebih kompetitif dibanding provinsi lain. Hal itu dikatakan saat ditemui di kantornya, belum lama ini.
Menurutnya, kapasitas Jateng dalam menarik investasi masih menghadapi tantangan infrastruktur kawasan industri.
“Jawa Tengah hanya memiliki sembilan kawasan industri. Sementara Jawa Barat lebih dari 140 kawasan industri dan Jawa Timur lebih dari 15 kawasan industri. Kondisi ini membuat investor lebih banyak memilih provinsi tetangga yang memiliki kesiapan lahan dan fasilitas lebih lengkap,” kata Sakina.
Sakina menjelaskan, kawasan industri tetap menjadi magnet investasi karena menawarkan kemudahan perizinan dan fasilitas fiskal.
Pengelola kawasan menyiapkan perizinan lingkungan seperti AMDAL, sementara pemerintah menyediakan insentif seperti tax allowance dan tax holiday.
“Kontribusi terbesar investasi di Jawa Tengah saat ini datang dari daerah yang memiliki kawasan industri maupun kawasan ekonomi khusus. Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Batang dan Demak mendominasi. Di luar kawasan industri hanya Pemalang yang masuk lima besar,” jelasnya.
Lebih lanjut Sakina menjelaskan, sejumlah daerah di selatan seperti Cilacap, Banyumas, Kebumen dan Purbalingga tengah mengajukan pembentukan kawasan industri.
Selain kesiapan kawasan industri, aksesibilitas juga sangat menentukan minat investor.
“Investor cenderung memilih lokasi di sepanjang jalur tol karena pertimbangan efisiensi logistik. Mulai dari Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Kota Semarang hingga ke Salatiga, Boyolali, Sragen dan Karanganyar. Lokasi-lokasi ini dipilih karena mudah mengakses pelabuhan dan bandara,” pungkasnya. (Bud)













