Ahmad Luthfi, Gubernur Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah terus memercepat penanganan sampah, dan tonase sampah terbesar berada di Kota Semarang yang mencapai lebih dari seribu ton per hari.

Sementara kabupaten/kota lainnya, rerata menghasilkan 200-300 ton.

Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan sesuai kewenangan pemprov, pihaknya berfokus pada pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Material (TPM) regional. Hal itu dikatakan saat berada di Semarang, baru-baru ini.

Luthfi menjelaskan, upaya penguatan dilakukan dengan mendorong pembentukan kawasan pengolahan sampah regional yang mengintegrasikan beberapa kabupaten/kota.

Salah satu opsi yang sedang dikembangkan ialah pemanfaatan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF).

Menurutnya, beberapa daerah dengan tonase 200-300 ton sudah mulai menerapkan pengolahan berbasis RDF.

Selain itu, Pemprov Jateng juga telah membentuk Satgas Pengelolaan Sampah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

“Timbunan sampah Jawa Tengah saat ini mencapai 6,3 juta ton, dengan 48,8 persen di antaranya belum terkelola. Sebanyak 14 kabupaten/kota bahkan mendapat sanksi dari Kementerian Lingkungan Hidup karena belum memiliki lembaga pengelolaan sampah. Kondisi ini menjadi perhatian serius, terutama untuk memenuhi target presiden mengenai zero waste pada 2029,” kata Luthfi.

Lebih lanjut Luthfi menjelaskan, meski menghadapi tantangan, Jateng memiliki sejumlah daerah percontohan nasional yang dinilai berhasil, seperti TPS3R Pangsit Pemalang, Banyumas dan Bank Sampah Banjarnegara.

Ketiga lokasi ini dijadikan role model bagi pemerintah daerah lain.

“Di tingkat masyarakat, terdapat 88 desa dan kelurahan yang telah berstatus Desa/Kelurahan Mandiri Sampah. Pada 2026, direncanakan adanya bantuan alat pembakar sampah untuk seluruh kabupaten/kota,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaInvestor Asal Dubai Bakal Bangun Pabrik Urea di Jateng
Artikel selanjutnyaLuthfi: Lima Tahun ke Depan Tak Ada Lagi Rumah Miskin Ekstrem