
Jakarta Idola 92.6 FM-Latief (29), seorang penyandang tunanetra, mengaku kini lebih mandiri setelah menggunakan kacamata pintar berbasis Artificial Intelligence (AI) buatan Jerman bantuan dari Presiden Prabowo Subianto. Kacamata tersebut sangat membantu aktivitasnya sehari-hari.
Meski ia terbiasa membaca dengan tulisan braille, kacamata pintar ini membuat proses membaca menjadi jauh lebih mudah. Perangkat itu bisa memindai berbagai tulisan di sekitarnya, seperti menu makanan di rumah makan atau nilai mata uang, tanpa perlu meraba tulisan braille terlebih dahulu.
“Alat ini bisa mendeteksi orang beserta jumlahnya, misalnya ada tiga atau dua orang di depan kita. Saat kita tap atau arahkan alat ini ke objek di hadapan kita, langsung memberikan informasi. Termasuk bisa menginformasikan identitas orang itu bila sudah direkam sebelumnya,” jelas Latief saat ditemui di Yayasan Mitra Netra, Cilandak, Jakarta Selatan.
Kacamata pintar ini disalurkan Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) ke sejumlah komunitas dan yayasan penyandang disabilitas, termasuk Himpunan Disabilitas Muhammadiyah dan Yayasan Mitra Netra. Perangkat ini diberikan secara cuma-cuma, lengkap dengan pelatihan penggunaan.
Latief menegaskan bahwa kacamata pintar “Mata Kita” sangat membantu kegiatan sehari-harinya, baik di rumah maupun saat bekerja. Perangkat tersebut mampu mengenali berbagai produk, membaca judul buku, hingga memindai dokumen.
“Bisa mendeteksi teks sederhana seperti judul buku, lalu dokumen-dokumen yang kita miliki. Misalnya ijazah, kartu keluarga, KTP, menu-menu restoran, sampai produk yang ada di minimarket,” ujarnya, dalam siaran pers Badan Komunikasi Pemerintah.
“Kacamata ini sudah bisa mendeteksi mata uang mulai dari pecahan dua ribu, lima ribu, sepuluh ribu, bahkan lima puluh ribu,” tambahnya.
Di akhir, Latief menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Presiden Prabowo yang telah mendistribusikan alat canggih tersebut, sehingga ia dan para penyandang tunanetra lainnya dapat lebih mandiri dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
“Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas niat tulus Bapak Prabowo Subianto yang telah membantu kami mengatasi tantangan utama dalam mengakses teks melalui distribusi alat Mata Kita ini,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan GSN, Teguh Arief, mengatakan program ini diberikan kepada para penyandang tunanetra untuk memudahkan aktivitas mereka, seperti membaca dan mengenali lingkungan sekitar.
“Bahasa kita, kacamata ini akan menjadi navigasi dalam kehidupan mereka,” ujar Teguh. Dengan kacamata pintar tersebut, penyandang tunanetra dapat mengetahui dengan siapa mereka sedang berbicara, termasuk jenis kelamin lawan bicara.
Meski begitu, Teguh menjelaskan bahwa perangkat ini masih dalam tahap uji coba. Saat ini, kacamata pintar tersebut baru difokuskan untuk digunakan di lingkungan belajar atau bekerja. Ke depan, perangkat ini akan disempurnakan agar dapat membantu aktivitas tunanetra di ruang publik.
“Ke depan sedang diprogram juga, misalnya ketika berjalan. Kalau di depan ada sesuatu, seperti pintu, mereka tidak akan menabrak,” lanjut Teguh. (her/dav)










