Solo, Idola 92,6 FM-Menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah memerketat pemantauan harga komoditas pangan strategis guna mengantisipasi potensi kenaikan inflasi pada Desember 2025.
Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Jateng Wahyu Dewanti mengatakan stok pangan di wilayah Jateng dalam kondisi aman, namun dinamika harga masih perlu diwaspadai terutama karena faktor distribusi. Hal itu dikatakan saat melakukan pemantauan harga komoditas pangan di Pasar Legi Solo, Rabu (10/12).
“Stok komoditas pangan strategis aman berdasarkan data yang kami miliki. Selain pemantauan, kami juga menjalankan program berkelanjutan dari sisi produksi hingga distribusi untuk memastikan ketersediaan dan harga tetap terjangkau masyarakat,” kata Wahyu.
Menurut Wahyu, komoditas cabai menjadi komoditas yang mendapat perhatian khusus.
Oleh karena itu, BI Jateng bersama kelompok tani dan dinas terkait telah melakukan pengaturan pola tanam, agar pasokan tidak terputus saat memasuki masa off season.
Selain itu, pemanfaatan greenhouse terus didorong untuk menjaga produksi tetap stabil meskipun cuaca ekstrem.
“Dengan greenhouse, tanaman lebih tahan cuaca dan hama. Harapannya pasokan cabai tetap cukup sepanjang tahun,” jelasnya.
Wahyu menjelaskan, BI Jateng juga aktif berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk Bulog, BPS, Pemprov Jateng dan instansi pangan lainnya.
“Selain cabai dan bawang merah, BI mencatat potensi kenaikan harga pada minyak goreng dan terigu menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Meski demikian, data stok minyak menunjukkan kondisi aman,” imbuhnya.
Wahyu mengimbau masyarakat untuk mendukung stabilisasi harga, melalui pola konsumsi yang lebih adaptif.
Salah satunya, menggunakan produk substitusi seperti cabai kering saat harga cabai segar melonjak.
“Rasanya tidak jauh berbeda, dan dari sisi kebutuhan kuantitas juga sama. Selain itu, masyarakat bisa memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam cabai sendiri,” pungkasnya. (Bud)














