Project Director Konser Amal untuk Sekolah Hidup Indonesia, Ananda Buddhisuharto, mengatakan, selain menjadi hiburan, konser amal ini menjadi medium agar publik Semarang ikut terhubung dengan gerakan pendidikan alternatif yang dikerjakan Sekolah Hidup Indonesia (SHI). Hal itu disampaikan Ananda saat talkshow di radio Idola Semarang, Kamis (11/12). (Foto Dok. Radio Idola Semarang)

Semarang, Idola 92.6 FM- Maestro gitar akustik Indonesia, Jubing Kristianto, siapkan 20 lagu dalam “Konser Amal untuk Sekolah Hidup Indonesia” di Semarang. Ia akan memainkan konser gitar tunggal dalam konser bertema “Konser untuk Sahabat 3.0” yang akan dihelat pada Sabtu, 20 Desember 2025 pukul 19.30-22.00 WIB di Borobudur Ballroom, Hotel Santika Premiere Jalan Pandanaran Semarang.

Demikian disampaikan Jubing Kristianto, saat diwawancara radio Idola Semarang melalui telepon, Kamis (11/12) lalu. Ia pun sedikit membocorkan konsernya. Ia akan memainkan gitar tunggal. Namun, salah satu lagu akan dibawakan dengan berkolaborasi dengan musisi lain. “Durasi kira-kira konser tunggalnya sekira 1,5 hingga 2 jam dengan karakter musik yang berbeda-beda,” ujarnya.

Project Director Konser Amal untuk Sekolah Hidup Indonesia, Ananda Buddhisuharto, mengatakan, selain menjadi hiburan, acara ini menjadi medium agar publik Semarang ikut terhubung dengan gerakan pendidikan alternatif yang dikerjakan Sekolah Hidup Indonesia (SHI).

“Tema konser untuk sahabat dipilih karena selain keluarga, persahabatan adalah fondasi bagi kita untuk mengarungi proses kehidupan yang tidak mudah,” ujar Ananda yang juga pendiri dan kepala SHI.

Menurut Ananda, lewat persahabatan kita bisa saling mendukung dan menguatkan untuk menuju peningkatan kualitas diri serta kehidupan kita. Jubing dan Ananda membuktikan itu lewat persahabatan yang telah terjalin 46 tahun sejak mereka sekelas di SMP dan berlanjut di SMA Kolese Loyola Semarang.

“Kami kemudian menekuni profesi berbeda. Jubing musisi dan tinggal di Jakarta, sedangkan saya guru dan motivator kehidupan tingga di Bandung. Meski berjarak, persahabatan terus terjalin,” ujar sosok yang kini juga berprofesi sebagai instruktur SWOT, praktisi pendidikan, dan konsultan SDM.

Jalan hidup membawa mereka ke profesi berbeda, tetapi persahabatan itu justru melahirkan berbagai karya kolaboratif yang bernapas pelayanan dalam menebar kebaikan.

Bagi Ananda dan Jubing, kembali ke Semarang bukan sekadar nostalgia. Ia menyebut SMA Kolese Loyola, di kota kelahirannya sebagai tempat ia belajar nilai dasar kedisiplinan, tanggung jawab, dan komitmen pada sesama, nilai yang kemudian menghidupi spirit SHI hingga hari ini.

“Persahabatan bisa menjadi ruang belajar. Dan lewat musik, kami ingin mengajak orang merayakan itu,” ujarnya.

Sosok Jubing Kristianto

Maestro gitar akustik Indonesia, Jubing Kristianto, siapkan 20 lagu dalam “Konser Amal untuk Sekolah Hidup Indonesia: Konser untuk Sahabat 3.0” Sabtu (20/12) pukul 19.30-22.00 WIB di Borobudur Ballroom, Hotel Santika Premiere Jalan Pandanaran Semarang. (Foto Dok. Istimewa)

Jubing Kristianto adalah gitaris klasik/ fingerstyle Indonesia yang dikenal mampu menghadirkan beragam suasana emosi lewat petikan enam senar gitarnya. Enam album rekaman solo gitar akustik telah dihadirkannya. Yakni, “Becak Fantasy” (2007), “Hujan Fantasy” (2008), “Delman Fantasy” (2009), “Kaki Langit” (2011), “Pagi Putih” (2015), dan “Kasmaran” (2018). Karya-karya tersebut mendapat sambutan positif dari pendengar dan pengamat musik. Tiga di antaranya bahkan masuk nominasi Anugerah Musik Indonesia (AMI).

Sebagai musisi, Jubing telah tampil di banyak ragam acara di dalam dan luar negeri. Aktivitas lainnya adalah mencipta musik, menjadi penguji, memberi klinik/ workshop, juri berbagai lomba musik, pembicara di berbagai institusi, dan mengisi musik untuk acara TV maupun film dokumenter. Banyak orang menjuluki Jubing, Sang Maestro Gitar Akustik Indonesia.

Selain Jubing, konser ini juga menghadirkan Achieta Aditya Hendraditama Darmadi, musisi dan pengajar drum yang pernah berkolaborasi dengan Rama Natanael, Nantgan East, serta musisi internasional seperti bassist legendaris Fourplay dan kolaborator Eric Clapton. Achieta juga dikenal sebagai session drummer untuk sejumlah penyanyi muda Indonesia seperti Idfitaf dan Brisia Jodie.

Mengenal Sekolah Hidup Indonesia

Sekolah Hidup Indonesia berkolaborasi dengan segenap pihak menggelar “Konser Amal untuk Sekolah Hidup Indonesia: Konser untuk Sahabat 3.0,” Sabtu, 20 Desember 2025 pukul 19.30-22.00 WIB di Borobudur Ballroom, Hotel Santika Premiere Jalan Pandanaran Semarang. (Foto Dok. Istimewa)

Sekolah Hidup Indonesia (SHI) merupakan lembaga pendidikan nonformal yang bergerak di bidang humaniora, terutama dalam pengembangan mental dan karakter. SHI dicetuskan di Bandung, 11 Maret 2010 dan berbadan hukum pada tahun 2020.

Perkembangan dunia teknologi yang begitu pesar, tentu harus disertai sisihumanis berupa kepribadian, mentalitas, dan karakter positif. “SHI memberikan pelayanan sosial dan profesional dalam bidang pelatihan sumber daya manusia,” kata Ananda.

Di bidang sosial, salah satu karya yang pernah dilakukan SHI adalah membentuk mental dan karakter penyapu jalan (program 3B-Buat Bandung Bersih) tahun 2014-2020. Di dunia pendidikan, SHI memberikan pelatihan, penyegaran, dan pendampingan untuk pelajar, mahasiswa, guru, serta orang tua.

Penggalangan Dana untuk Renovasi & Pembangunan Ruang Kelas

Menurut Ananda, untuk menjaga seluruh program tetap berjalan, SHI menggelar konser amal “Tema konser untuk sahabat adalah fondasi untuk mengarungi proses kehidupan yang tidak mudah, lewat persahabatan kita bisa saling mendukung, menguatkan untuk peningkatan kualitas diri serta kehidupan,” tutur Ananda, saat talkshow dengan radio Idola sebagai salah satu media partner, baru-baru ini.

Menurut Ananda, konser amal yang berkolaborasi dengan sejumlah pihak ini bertujuan menggalang dana untuk renovasi dan pembangunan ruang kelas SHI di Jalan Batik Kumeliu No 52 Bandung, kegiatan sosial untuk pengembangan program 3B (Buat Bandung Berbunga: pembentukan tim tukang taman tahun 2026).

“Kemudian, kami juga berencana melakukan pelatihan dan pendampingan untuk Guru Honorer tahun 2027,” jelas Ananda.

Melalui konser Amal ini, lanjut Ananda, pihaknya mengajak semua pihak bergandeng tangan dan dapat saling membantu untuk sesama. “Semoga kegiatan sosial ini mendapat respons positif dan dukungan dari banyak pihak,” harap Ananda.

Konser ini terbuka untuk umum dan menjadi kesempatan langka bagi pecinta musik, gitar, pendidik, maupun warga Semarang yang ingin mendukung gerakan sosial berbasis pendidikan. Info & Tiket Donasi: Kierra, WA: 0813-2051-6767. (her/yes/dav)

Artikel sebelumnyaBandara Ahmad Yani Semarang Prediksi Penumpang Naik 4,5 Persen Saat Libur Nataru
Artikel selanjutnyaTangis Haru Warga Aceh Sambut Berfungsinya Jembatan Teupin Mane: Hari Ini Bisa Pulang ke Rumah
Radio Idola Semarang
Radio Idola Semarang menghayati semangat Positive Journalism. Radio Idola Semarang, Memandu Dan Membantu.