Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (kiri) usai menyampaikan materi sektor jasa keuangan dalam negeri secara daring.

Semarang, Idola 92,6 FM-OJK menilai, stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga.

Perekonomian global secara umum berada dalam kondisi yang relatif stabil, meskipun sejumlah indikator menunjukkan tanda-tanda moderasi di beberapa kawasan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan kondisi keuangan global juga relatif longgar, seiring arah kebijakan moneter yang lebih akomodatif, meskipun sentimen pasar menuju 2026 tetap berhati-hati akibat meningkatnya risiko fiskal dan kenaikan imbal hasil obligasi jangka panjang. Hal itu dikatakan melalui siaran pers secara daring, kemarin.

Mahendra menjelaskan, perkembangan ekonomi di Amerika Serikat menunjukkan dinamika yang beragam.

Setelah penutupan pemerintahan selama 43 hari, pasar tenaga kerja AS terpantau termoderasi meski jobless claim yang masih berada pada level rendah.

Sedangkan di Tiongkok, beberapa indikator utama di sisi permintaan tercatat di bawah ekspektasi pasar.

Menurutnya, perekonomian Indonesia terpantau solid dengan ekonomi triwulan III tumbuh 5,04 persen yoy dan indeks PMI manufaktur yang tetap berada di zona ekspansi.

“Perekonomian global relatif stabil yang ditandai dengan aktivitas manufaktur global berada di zona ekspansi terutama di negara-negara maju meskipun kinerja perdagangan dunia cenderung mendatar. Arah kebijakan moneter global terlihat lebih akomodatif meskipun sentimen pasar menuju 2026 tetap berhati-hati akibat meningkatnya risiko fiskal dan kenaikan imbal hasil obligasi jangka panjang,” kata Mahendra.

Lebih lanjut Mahendra menjelaskan, sepanjang 2025 ini, sektor jasa keuangan secara umum menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah berbagai dinamika global dan domestik.

Dari sisi intermediasi, pertumbuhan kredit perbankan dan pembiayaan mengalami moderasi dibandingkan tahun lalu, terutama pada segmen-segmen yang terdampak perlambatan kinerja sektor riil.

“OJK senantiasa mengarahkan sektor jasa keuangan untuk turut berkontribusi optimal terhadap program prioritas pemerintah, dengan memastikan penerapan prinsip manajemen risiko dan tata kelola yang baik guna menjaga stabilitas sektor jasa keuangan,” pungkasnya. (Bud)