Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah memberangkatkan 19 kepala keluarga (KK) atau 73 jiwa calon transmigran ke Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan.
Sebelum berangkat ke “tanah harapan’, para calon transmigran dibekali berbagai keterampilan, mulai dari pertanian hingga perbaikan alat listrik, guna meningkatkan kualitas hidup di perantauan.
Kepala Disnakertrans Jateng Ahmad Azis mengatakan program transmigrasi 2025 diikuti 19 KK atau 73 jiwa. Hal itu dikatakan usai memberangkatkan para transmigran di Semarang, kemarin.
Aziz menjelaskan, daerah tujuan meliputi Waleh, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara; Torire, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah; Taramanu Tua, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat; serta Lagading, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan.
Menurutnya, para peserta berasal dari 17 kabupaten/kota di Jateng.
Yakni Kabupaten Semarang, Rembang, Kota Salatiga, Kabupaten Magelang, Batang, Blora, Pekalongan, Klaten, Sragen, Pemalang, Kota Tegal, Kabupaten Grobogan, Demak, Kebumen, Purworejo, Kota Surakarta dan Kota Semarang.
“Mereka disaring dari sekitar 400 KK atau 1.600 jiwa, yang mendaftar sebagai calon transmigran pada 2025. Setelah lolos seleksi, para peserta dibekali berbagai pelatihan di antaranya budidaya pertanian, perbaikan alat rumah tangga, kelistrikan, pertukangan, kerajinan tangan, hingga pembekalan kedisiplinan,” kata Aziz.
Lebih lanjut Aziz menjelaskan, hal ini selaras dengan program Gubernur Ahmad Luthfi untuk memerbanyak program pelatihan seperti program zilenial sebagai bekal keterampilan hidup masyarakat.
“Mereka diberikan lahan usaha beserta pekarangan seluas satu hektare. Ada juga bantuan dari UPZ, perbenihan, serta pelatihan dasar di balai latihan kerja (BLK) kami, mulai dari pertanian, peternakan, hingga perbaikan alat rumah tangga,” jelasnya.
Aziz menyebut, pada tahun pertama, para transmigran juga menerima jatah hidup (jadup) berupa bahan kebutuhan pokok sambil menunggu hasil dari lahan yang dikelola.
“berharap para transmigran mampu menata kehidupan baru secara mandiri dan berkelanjutan di daerah tujuan,” pungkasnya. (Bud)








