ilustrasi/istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM-Menjelang pergantian tahun 2026, Pemerintah kembali menegaskan target besar di sektor energi. Presiden Prabowo Subianto menyatakan komitmen kuat untuk mewujudkan swasembada energi nasional. Bahkan, Pemerintah menargetkan mulai tahun depan Indonesia tidak lagi mengimpor solar, dan dalam empat tahun ke depan berhenti impor BBM secara keseluruhan.

Papua diproyeksikan sebagai kawasan strategis pengembangan swasembada energi, dengan potensi sumber daya yang disebut sangat besar dan harus dimanfaatkan untuk kepentingan daerah sekaligus nasional. Di sisi lain, Pemerintah juga mendorong percepatan energi terbarukan, termasuk bioenergi dari sawit. Target ini tentu terdengar ambisius. Namun, tentu saja, tidak ada yang tidak mungkin

Lalu pertanyaannya, sejauh mana kesiapan kita? Apakah langkah-langkah yang sudah dan sedang dilakukan Pemerintah cukup untuk mengakselerasi swasembada energi? Apa saja catatan penting sektor energi sepanjang 2025, dan apa yang perlu diperbaiki ke depan?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Fahmy Radhi dan Chief Executive Officer (CEO) Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa. (her/yes/dav)

Simak podcast diskusinya: