Masyarakat terdampak banjir di Kabupaten Aceh Tamiang menyambut baik rencana pemerintah untuk mengganti rumah warga yang hanyut atau rusak berat akibat bencana hidrometeorologi yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada akhir November lalu. (Foto Dok. Badan Komunikasi Pemerintah)

Aceh Tamiang, Idola 92.6 FM-Masyarakat terdampak banjir di Kabupaten Aceh Tamiang menyambut baik rencana pemerintah untuk mengganti rumah warga yang hanyut atau rusak berat akibat bencana hidrometeorologi yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada akhir November lalu.

Siti Aminah, warga Desa Sukajadi, Kecamatan Kuala Simpang, mengaku sangat senang saat Presiden RI Prabowo Subianto meninjau langsung posko pengungsian di kawasan Islamic Center Kuala Simpang. Dalam kunjungan itu, Presiden menjanjikan penggantian rumah bagi warga yang terdampak banjir.

“Ya, alhamdulillah kali lah. Kalau bisa ya kan, dibangun. Semua memang hancur semua bawah. Ya senang kali lah kami terima kasih sama Pak Prabowo. Berarti memang peduli rakyat. Senang kali lah kami semua nyambutnya,” ujar Aminah di Posko Pengungsian Kuala Simpang, Selasa (23/12).

Bupati Aceh Tamiang, Armia Fahmi, bergerak cepat menindaklanjuti arahan Prabowo. Pada Ahad lalu, ia memastikan sebanyak 14 titik lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik sejumlah perusahaan perkebunan siap dimanfaatkan untuk pembangunan hunian sementara (huntara) bagi warga korban bencana yang kehilangan rumah atau mengalami kerusakan berat.

Selain opsi relokasi ke lahan HGU, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang juga memberikan pilihan kepada warga untuk membangun huntara di atas lahan pribadi masing-masing. Langkah ini diambil guna memberikan fleksibilitas bagi masyarakat yang ingin tetap tinggal di lokasi semula.

Aminah juga mengaku sangat terbantu dengan keberadaan dapur umum milik Brimob Polri yang telah beroperasi sejak dua pekan terakhir. Menurutnya, dengan adanya dapur lapangan tersebut, warga tidak lagi khawatir akan kebutuhan makan sehari-hari.

“Terbantu kali. Baik-baik semua. Pokoknya siang, pagi udah ada makanan lah kita semua. Lengkap lah makanannya. Enggak perlu (masak). Kalau kepingin aja. Kalau ada duit ya beli. Kalau enggak ada, ya dapur umum,” tuturnya.

Ia menambahkan bahwa bantuan logistik, termasuk kudapan untuk anak-anak pengungsi, relatif melimpah di posko pengungsian Kuala Simpang. Bersama sejumlah ibu lainnya, Aminah kerap membagikan bantuan kepada pengungsi yang logistiknya masih terbatas.

“Ini lah, bantu-bantu mengantar semua. Biar adil. Jangan ada yang ribut-ribut lah. Saya ikhlas betul membantu,” katanya, dikutip dari siaran pers Badan Komunikasi Pemerintah.

Meski logistik cukup, Aminah berharap pemerintah dapat melengkapi bantuan yang masih dibutuhkan pengungsi, seperti selimut dan kelambu untuk melindungi bayi dari gigitan nyamuk. Ia khawatir, dengan curah hujan yang masih tinggi, risiko penyakit di pengungsian akan meningkat.

“Takutnya demam berdarah pula. Minta tolong, kelambu, selimut, kalau bisa. Alas-alas juga kan banyak anak bayi,” pungkasnya. (her/dav)