
Semarang, Idola 92,6 FM-Dekranasda Jawa Tengah mendorong warga binaan di Lapas Perempuan Semarang, menjadi perajin batik profesional setelah kembali ke tengah masyarakat.
Ketua Dekranasda Jateng Nawal Arafah Yasin mengatakan keterampilan membatik yang diasah selama masa pembinaan, dapat menjadi bekal kemandirian ekonomi, sekaligus jalan untuk bangkit dan berdaya. Hal itu dikatakan usai menghadiri Fashion Show Batik Nusantara bertema “Benang Cinta Ibu Dari Balik Tangan yang Menguatkan” di Laaps Kelas II A Kota Semarang, kemarin.
Nawal mengapresiasi beragam karya batik hasil kreativitas warga binaan, yang diperagakan di atas panggung.
Disebutnya, karya-karya mereka memiliki motif indah dan bernilai seni tinggi.
Menurut Nawal, pihaknya mengapresiasi program pengembangan keterampilan membatik di Lapas tersebut.
Bahkan dari balik jeruji besi, warga binaan mampu menghasilkan produk khas Batik Malini Padma.
“Saya mengapresiasi bagaimana warga binaan diikutsertakan untuk mengembangkan kreativitasnya, inovasinya, dan mereka bisa membuat satu karya batik yang hari ini di-launching. Namanya batik Malini Padma, khasnya adalah bunga teratai,” kata Nawal.
Lebih lanjut Nawal menjelaskan, melalui program pembinaan, diharapkan pengembangan perajin batik semakin kuat.
Terlebih, Jateng adalah provinsi dengan jumlah perajin tertinggi di Indonesia, sebanyak 2.299 unit produsen batik.
“Warga binaan juga diharapkan dapat terus mengaktualisasikan dirinya. Sehingga ketika bermasyarakat, mereka memiliki bekal dan mampu menjawab stigma buruk terhadap mantan narapidana. Mereka memiliki bakat yang sangat luar biasa, dan tentunya ini menjadi satu bekal untuk nanti ketika keluar dari Lapas, bisa berdikari sendiri dan menjawab stigma yang ada di masyarakat,” jelasnya.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Imipas, Mashudi, mengapresiasi kegiatan tersebut.
Menurutnya, fesyen show tersebut menunjukkan jika hasil pembinaan di lapas dilakukan secara terarah dan konsisten serta bertanggung jawab.
“Kami menempatkan pembinaan kemandirian melalui pengembangan batik, koperasi, UMKM, sebagai bagian strategi pendayagunaan warga binaan, sekaligus menguatkan ekonomi lokal,” ucap Mashudi. (Bud)







