Semarang, Idola 92,6 FM-Wajah Sarto tampak ceria, saat turun dari pesawat Hercules di Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma Jakarta.
Senyum warga Majenang Kabupaten Cilacap itu terus mengembang, dan rasa syukur diucapkan berkali-kali saat mendarat di Jakarta.
Sarto menceritakan, selama berhari-hari ia bertahan di pengungsian setelah bencana banjir Aceh.
Bahkan, pada saat bencana itu terjadi, ia dan enam temannya terjebak selama 15 hari di tengah hutan pinus di daerah Linge, Kabupaten Aceh Tengah.
Saat itu mereka sedang menderes getah pinus di hutan.
“Kami terjebak di hutan tidak bisa keluar, makan pun sulit. Tempat tinggal juga sudah hancur di sana, untung ada makanan sedikit untuk kita coba bertahan di sana,” kata Sarto.
Menurut Sarto, di tengah keterbatasan persediaan makanan itu, ketujuh penderes tersebut mencoba keluar dari hutan.
Mereka berjalan kaki untuk sampai di tempat pengungsian.
“Kami jalan kaki, jalannya naik-turun, melewati longsoran, Sulit untuk jalan. Selama delapan tahun kerja di sana, baru kali ini ada kejadian seperti itu,” jelasnya.
Lebih lanjut Sarto menjelaskan, sesampainya di pengungsian, kesulitan masih dirasakan ketujuh penderes tersebut karena pasokan logistik sering terhambat akses jalan yang tertutup air dan tanah.
Namun, ia mengaku bersyukur bisa dipulangkan ke tanah kelahirannya di Jateng.
“Alhamdulillah sekarang sudah sampai di Jakarta, nanti lanjut ke kampung di Majenang, Cilacap. Mungkin bertahan dulu di kampung karena di sana juga belum pulih, mungkin mau coba usaha dulu di kampung,” tutup Sarto. (Bud)








