Andri Rizki Putra, Putra Indonesia, Pencetak Calon Pemimpin Bangsa

Andri Rizki
Photo/bahasa.aquila-style.com

Namanya Andri Rizki Putra. Di tengah sangat mahalnya nilai kejujuran di negri ini, dia dengan penuh semangat mendirikan lembaga pendidikan sendiri yang mengutamakan kejujuran murid-muridnya.

Pertengahan tahun 2006, saat ujian nasional. Andri yang saat itu masih SMP, mengadukan buruknya sistem ujian nasional yg di warnai dgn ketidak jujuran. Banyak murid yg nyontek, dan bahkan guru pun ikut terlibat. Saat itu, Andri membuktikan bahwa tanpa menyontek, dia bisa lulus dengan nilai bagus. “Tanpa kejujuran, pendidikan sudah kehilangan makna dan esensinya, tegas Andri.

Saat masuk SMA, andri merasakan kekosongan hati yang luar biasa. Meski diterima di SMA unggulan, mendapat beasiswa prestasi dan mencetak nilai tertinggi, dia sudah tak bersemangat sekolah. Akhirnya, Andri hanya satu bulan di SMA, dia pun ikut kejar paket C.

“Saya ingin membuktikan, bahwa lulusan paket C juga bisa sukses,“ ungkapnya.

Unschooling adalah pilihan Andri. Ini adalah jalur pendidikan tanpa lembaga, bahkan tanpa pengawasan orang tua. Sumber pendidikannya dia raih dari membaca dan mempelajari buku-buku bekas. Begitu hasil ujian paket keluar, Andri mencetak nilai sangat tinggi. Dia lulus SMA pada usia 16 tahun!

Pada 2007, Andri tembus SNMPTN dan diterima sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Pada 2011, pada usia 20 tahun, dia justru menjadi lulusan terbaik dengan predikat cum laude.

Pengalaman panjangnya dalam bersekolah, memicu Andri untuk membuat sekolah gratis. Yayasan pertama yang dia dirikan adalah masjidschooling, dimana Andri memanfaatkan serambi masjid untuk kegiatannya.

Andri selalu mengatakan, “Saya tidak memaksa murid untuk punya nilai bagus. Tapi, saya menekankan pentingnya kejujuran“.

Kemudian, dia mendirikan Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB) pada tahun 2012. Disini, semakin banyak masyarakat yang bisa mendapatkan pendidikan gratis. Ke depan, Andri ingin membesarkan daya tampungnya dan membuka cabangnya di daerah lain. Harapan Andri mulai terpenuhi. Dia mendapat tawaran dari para donator untuk membuka cabang YPAB di 11 daerah.

“Saya ingin, lebih banyak lagi yang bisa saya berikan untuk negri ini,“ungkap Andri.

“Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia“ (Bung Karno). (Doni Asyhar)