Kreativitas, Kunci Batik Tetap Menang Di Pasar Global

M Hanif Dhakiri, Menteri Ketenagakerjaan.

Pekalongan, Idola 92.6 FM – Batik, merupakan industri kreatif khas Indonesia yang terbukti memberi nilai ekonomi yang besar bagi masyarakat. Di era pasar global, banyak negara lain mencoba mengambil ceruk industri ini di Indonesia. Terbukti, batik printing produksi Tiongkok banyak beredar di pasaran.

Menteri Ketenagakerjaan, M Hanif Dhakiri mengatakan, melihat kondisi itu, untuk menjaga batik Indonesia tetap unggul di pasar global salah satu upayanya adalah kreativitas.

“Kuncinya kreativitas. Pengrajin batik harus terus inovatif menciptakan motif yang unik, yang susah ditiru,” kata Hanif saat memberi sambutan pada penutupan Pekan Batik Nusantara di Museum Pekalongan, Minggu (9/10) malam.

Hanif juga meminta kepada pelaku industri batik agar meningkatkan edukasi kepada masyarakat bahwa pengertian batik adalah yang dibuat dengan tangan (batik tulis), dengan cap (batik cap) atau campuran tangan dan cap (batik kombinasi). Sementara, yang dibuat dengan printing, seperti produksi Tiongkok, sejatinya bukan batik, hanya menyerupai batik.

Menaker juga mengingatkan, persaingan industri saat ini bukan lagi modal financial semata, namun bergeser pada persaingan human capital (modal sumber daya manusia). Jadi bergeser pada persaingan ide dan kreativitas.

“Inilah kekuatan batik Indonesia yang menghadirkan karya yang unik,” kata dia dalam siaran pers Kemenaker kepada Radio Idola 92.6 FM.

Ia menyampaikan, orang di luar negeri, hampir tak percaya ribuan orang dalam waktu yang sama memakai batik tetapi hampir tidak ada motif yang sama. “Ini hebatnya batik Indonesia yang tak dimiliki negara lain,” tegas politisi muda PKB ini.

Menurutnya, hal lain yang perlu ditingkatkan adalah penggunaan e-commerce atau sistem penjualan online. Model penjualan online terbukti lebih mudah serta tak terbatas ruang dan waktu.

Industri batik mampu memberikan kontribusi pada perekonomian nasional. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, pada tahun 2015 terdapat 47.755 unit Industri Kecil Menengah (IKM) batik di seluruh Indonesia. Dari IKM yang ada mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 199.444 orang. Tahun ini jumlahnya terus berkembang. (Heri CS)

Artikel sebelumnyaPolines Resmi Miliki Program Magister Terapan Telekomunikasi
Artikel selanjutnyaBank Jateng Luncurkan Suku Bunga Rendah 9 Persen