Mengkontruksi Dialog Antar Agama Untuk Mencegah Konflik?

Semarang, Idola 92.6 FM – Dialog antaragama dinilai efektif mencegah konflik di Indonesia. Lewat dialog, umat beragama diharapkan mengerti nilai-nilai inti yang mencakup kesamaan berpikir. Terlebih agama bisa menjadi faktor pemersatu membangun peradaban bangsa Indonesia secara bersama-sama.

Merujuk pada harian Kompas (17/10), Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin mengakui, agama memang bisa menjadi faktor pemecah belah apabila umatnya minim pengetahuan agama lain. Namun, agama bisa menjadi faktor pemersatu dalam membangun peradaban bersama-sama jika umatnya memiliki wawasan yang cukup dan memahami substansi ajaran agama yang sangat mulia.

Sementara itu, narasumber lain yang hadir dalam Dialog bertema Islam-Konghucu itu, Jimly Asshidiqie menyebut pemuka dan pemeluk agama harus efektif membangun dialog bersama. Dialog itu ditujukan untuk meredam potensi konflik. Menurut Jimmy yang juga Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), dialog dapat meningkatkan wawasan seseorang dan juga menemukan kesamaan terhadap agama lain. Jimly percaya konflik agama di Indonesia terjadi karena pemeluk agama merasa berbeda dari agama yang lain.

Lantas, bagaimana mengkontruksi dialog antar-agama untuk mencegah konflik? Pendekatan seperti apa yang mesti dijalin di antara pemuka agama untuk mewujudkan dialog agama? Lalu, apa sebenarnya tantangan terbesar sehingga belum sepenuhnya terwujud hubungan antaragama yang harmoni di Indonesia?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola 92.6 FM berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Halili (peneliti Setara Institute/Dosen Fakultas Ilmu Sosial UNY) dan Jimly Asshiddiqie (Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI)). (Heri CS)

Berikut Perbincangannya: