Menyoal Laju Penanggulangan Kemiskinan Yang Masih Di Bawah Target

Semarang, Idola 92.6 FM-Laju penanggulangan kemiskinan masih di bawah target pemerintah. Dalam dua tahun terakhir, rata-rata hanya 500 ribu penduduk miskin berkurang per tahun. Padahal, dibutuhkan pengurangan rata-rata 2 juta jiwa per tahun untuk mencapai target angka kemiskinan 7 hingga 8 persen pada tahun 2019. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin Indonesia per September 2016 sebanyak 27,76 juta jiwa atau 10,70 persen dari total populasi. Tahun ini, pemerintah menargetkan angka kemiskinan 10,5 persen.

Mengutip laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), perlambatan laju penanggulangan kemiskinan sudah terjadi sejak tahun 2007. Pengurangan kemiskinan pada 2005-2010 mencapai rata-rata 816 ribu jiwa per tahun. Pada 2010-2015 pengurangan kemiskinan rata-rata 486 ribu jiwa per tahun atau hampir separuh dari realisasi periode 2005-2010. Tren ini masih berlanjut hingga tahun 2016 lalu.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 menargetkan angka kemiskinan pada tahun 2019 berkisar 7 hingga 8 persen dari jumlah penduduk. Karena itu, dibutuhkan pengurangan penduduk miskin rata-rata 2 juta jiwa per tahun. Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas Rahma Iryanti mengatakan, perlambatan itu terjadi karena karakter kemiskinan sudah mencapai keraknya. Dengan demikian, perlu program spesifik. Perlambatan itu juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif stagnan selama 16 tahun terakhir.

Lalu, apa sesungguhnya faktor yang membuat laju penanggulangan kemiskinan masih berada di bawah target? Apa langkah yang diperlukan untuk bisa keluar dari situasi ini? Bagaimana pemerintah bisa menanggulangi kemiskinan sesuai target RPJMN?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola 92.6 FM berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Ahmad Heri Firdaus (pengamat Ekonomi dari INDEF) dan Mayang Rizki (peneliti SMERU Research). (Heri CS)

Berikut Perbincangannya: