Merefleksi Kembali Esensi Perjuangan Kartini

(Ilustrasi: malahayati.ac.id)

Semarang, Idola 92.6 FM-Peringatan Hari Kartini yang jatuh setiap tanggal 21 April atau hari ini, kerapkali terdistorsi oleh sebagian kalangan. Mereka menilai bahwa perjuangan Raden Ajeng Kartini hanya sebatas pada emansipasi kaum wanita atau persamaan gender. Ya, hanya sebatas itu. Padahal, sesungguhnya lebih luas. Perjuangan RA Kartini, lebih dari itu. Emansipasi serta persamaan gender hanya salah satu di antaranya.

Kartini sesungguhnya, memperjuangkan soal persamaan atas hak pendidikan bagi kaum perempuan. Sebab, perempuan sejatinya merupakan guru pertama bagi anak-anak. Seorang perempuan adalah ibu bagi kehidupan.

Mantan Mendikbud di Era Presiden Suharto Daoed Joesoef dalam opininya di Kompas (20/4), mengungkapkan, pendidikan merupakan usaha yang dikembangkan oleh RA Kartini dengan sekuat tenaganya. Bahwa usaha pendidikan ini secara eksplisit ditujukan ke arah kaumnya, yaitu kaum perempuan, membuat usahanya ini punya makna sangat fundamental. lebih-lebih jika ia dilihat dalam rangka situasi kehidupan perempuan ketika itu.

Menurut Daoed Joesoef, usaha pendidikan perempuan yang dipelopori dan dikembangkan Kartini, secara esensial, membantu kaum perempuan mengambil keputusannya sendiri, menentukan langsung derajat kebebasannya.

Lantas, merefleksi kembali esensi perjuangan RA Kartini, apa sesungguhnya cita-cita Kartini yang hendak dititipkan kepada kaum perempuan? Masih relevankah, semangat dan spirit perjuangan Kartini bagi generasi muda saat ini? Bagaimana menumbuhkan spirit Kartini dalam konteks kekinian dan di tengah persoalan bangsa?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Radio Idola 92.6 FM akan berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Linda Amelia Sari Gumelar (mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP/PA), Dr dr Erna Surjadi (aktivis Gender Harmony), dan Meutia Hatta (mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Kabinet Indonesia Bersatu 1). (Heri CS/Ilustrasi: malahayati.ac.id)

Berikut Perbincangannya: