DPR RI Menilai Full Day School Perlu Pertimbangan

Muhadjir Effendy. (photo: okezone)

Semarang, Idola 92.6 FM – Wacana penerapan sistem pendidikan ‘Full Day School’ atau sekolah sehari penuh yang dicetuskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, menuai banyak tanggapan dalam masyarakat. Ada yang setuju dan yang tidak.

Anggota Komisi X DPR RI Noor Achmad di Semarang, baru baru ini mengatakan, pihaknya sudah mengetahui adanya wacana dari mendikbud tentang ‘Full Day School’.

Menurutnya, pertimbangan yang matang tentang wacana itu perlu dikaji lagi mengingat kondisi demografis Indonesia sangat berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya.

Dia mencontohkan apabila penerapan full day school langsung diterapkan, akan membebani siswa yang tinggal di perkotaan. Transportasi menjadi kendala, terlebih kemacetan akan membuat siswa sampai dirumah lebih malam.

“Coba kalau itu di Jakarta atau Semarang yang sekarang juga sudah mulai macet, siswa pulang jam 5 sore, sampai rumah bisa jam 9-10 malam kalau rumahnya jauh. Bagaimana juga dengan guru yang kerjanya bisa 16 jam, tentu menimbulkan persoalan baru,” umbarnya.

Sementara Muhadjir mengatakan, kebijakan full day school sebetulnya muncul untuk memenuhi pendidikan karakter di sekolah.

Pikirnya, sistem sekolah sehari penuh tidak hanya soal belajar di dalam kelas, akan tetapi juga siswa bisa diharapkan mengikuti kegiatan penanaman pendidikan karakter misalnya kegiatan ekstrakurikuler.

Wacana dari mendikbud itu memang masih menuai pro kontra di media sosial, karena dinilai memiliki bias perspektif membebani siswa. Sementara tanggapan masyarakat tidak selalu sama, perspektif yang disampaikan warga tentunya akan menjadi pertimbangan tersendiri untuk wacan full day school. (Budi A/Diaz A/Heri CS)

Artikel sebelumnyaRefleksi 71 HUT RI: Sudahkah Ekonomi Kita Berdaulat?
Artikel selanjutnyaKejati: Kegaduhan Penegakan Hukum Berpengaruh Pada Sektor Lain