Setahun, Literasi Keuangan Ditarget Naik Dua Persen

Semarang, Idola 92.6 FM – Literasi keuangan berhubungan erat dengan kesejahteraan masyarakat. Sehingga tidak heran, bila literasi keuangan di Tanah Air masih rendah.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setiap tiga tahun sekali menggelar Survei Nasional Literasi Keuangan. Dari survei diharapkan, tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat bisa naik dua persen setiap tahunnya.

Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK Agus Sugiarto di Semarang, Kamis (16/9) mengatakan, pada 2013 telah melakukan Survei Nasional Literasi Keuangan untuk melihat kondisi tingkat literasi dan inklusi keuangan di masyarakat.

Hasilnya, tingkat literasi keuaangan masyarakat Indonesia hanya 21,84 persen, dan tingkat inklusi keuangan sebesar 59,74 persen.

“Target kami cukup berat, setiap tahun minimal harus ada lima juta penduduk Indonesia melek literasi keuangan. Oleh karena itu, OJK terus melakukan sosialisasi dan edukasi tentang literasi keuangan ini,” tutur Agus Sugiarto.

Pihaknya menganggap perlu adanya upaya untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat, baik di pedesaan maupun yang tinggal di kawasan perkotaan.

Solusinya, OJK mengaku sudah mempunyai program Strategi Nasional Literasi Keuangan yang diluncurkan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 19 November 2013.

Lebih meluas, OJK menganggap peningkatan literasi keuangan masyarakat juga bermanfaat bagi program-program pemerintah khususnya dalam peningkatkan kesejahteraan.

Ditambahkan Agus, program literasi keuangan sangat membantu terutama terkait dengan bantuan sosial. Sebab, lanjutnya, untuk wacana ke depan pemerintah akan menyalurkan bantuan sosial secara non-tunai.

Pada saat itu, setiap keluarga penerima bantuan sosial akan mendapatkan tabungan atau kartu kontrol bersaldo nominal tertentu.

“Nantinya lewat tabungan, dicairkan bank melalui program laku pandai. Kalau masyarakat tidak tahu, pasti akan kesulitan mencairkannya,” imbuhnya.

Lebih lanjut Agus menjelaskan, melalui Strategi Nasional Literasi Keuangan itu pihaknya berharap masyarakat memiliki tingkat pemahaman yang semakin tinggi terkait keuangan yang bisa dimulai dari lembaga, produk hingga fitur yang bisa digunakan. (Budi A/Diaz A/Heri CS)

Artikel sebelumnyaPemkot Semarang Targetkan DED Pasar Johar Rampung Desember
Artikel selanjutnyaBagaimana Berusaha Secara Mulia?