Darurat Olahraga Indonesia, Berkaca Pada Raihan Buruk Sea Games 2017

Semarang, Idola 92.6 FM – Olahraga sejatinya menjadi bagian dari proses pembangunan karakter bangsa. Selain pembangunan infrastruktur, membangun bangsa mesti diimbangi dengan pembangunan mental manusianya. Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia raya. Terkait dengan upaya pembangunan karakter melalui bidang olahraga mestinya pemerintah pun serius mengurusinya mulai dari hulu hingga hilirnya.

Keseriusan pembinaan olahraga dipertanyakan pasca ditutupnya Pesta olahraga Asia Tenggara Sea Games 2017. Dalam ajang itu, Indonesia boleh disebut gagal total. Target meraih 55 emas tidak bisa dicapai. Target masuk dalam empat besar di ASEAN juga tak bisa diwujudkan. Alhasil, prestasi Indonesia tercatat yang terburuk dalam sejarah keikutsertaan dalam ajang Sea Games. Indonesia hanya berada di peringkat kelima dengan capaian 38 emas, 63 perak, dan 90 perunggu. Indonesia berada di bawah Malaysia yang menjadi juara umum, Thailand, Vietnam, dan Singapura. Kegagalan ini mensyiratkan darurat olahraga Indonesia.

Meski demikian, kita harus mengapresiasi kerja keras para atlet yang telah bekerja keras mendulang medali. Kegagalan para atlet itu salah satunya dipengaruhi banyak faktor nonteknis yang diabaikan pemerintah.

Lantas, benarkah olahraga Indonesia dalam kondisi darurat, berkaca pada kegagalan di ajang Sea Games 2017? Upaya strategis apa yang mesti dilakukan pemerintah untuk membenahi hal itu? Sudah idealkan program pembinaan dan pelatnas yang dilakukan selama ini?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, nanti kita akan berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Budiarto Shambazy (Pengamat Olahraga / Wartawan Senior Harian Kompas) dan Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto. (Heri CS)

Berikut Perbincangannya: