Inflasi Jateng 0,15 Persen Masih Disumbang Kenaikan Tarif Listrik

Semarang, 92.6 FM-Inflasi di Jawa Tengah pada April 2017 kemarin, masih disebabkan kenaikan tarif listrik. Tarif listrik pada kelompok perumahan dan bahan bakar, memberi sumbangan terjadinya inflasi sebesar 1,09 persen. Kemudian disusul kelompok komunikasi dan jasa keuangan, sebesar 0,35 persen.

Kepala Bidang Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Sri Herawati mengatakan, pada April 2017 kemarin di provinsi ini terjadi inflasi sebesar 0,15 persen. Dari lima kota yang dilakukan survei biaya hidup, inflasi tertinggi terjadi di Kota Semarang sebesar 0,22 persen dan diikuti Kota tegal 0,19 persen.

Sementara Kota Surakarta mengalami inflasi sebesar 0,12 persen, Kabupaten Kudus sebesar 0,05 persen dan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Cilacap sebesar 0,01 persen. Sedangkan Kecamatan Purwokerto Kabupaten Banyumas justru mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.

Sri menjelaskan, selain tarif listrik, komoditas yang menyumbang terjadinya inflasi di Jawa Tengah adalah bawang putih, daging ayam ras dan ayam goreng. Sedangkan komoditas bawang merah, cabai rawit dan cabai merah serta minyak goreng mampu meredam laju inflasi karena adanya penurunan harga.

“Berdasarkan hasil pemantauan BPS Jateng di April 2017 kemarin, kelompok perumahan dan bahan bakar memberi sumbangan terjadinya inflasi sebesar 1,09 persen. Kelompok penerangan, air dan bahan bakar menyumbang 4,23 persen dan tertinggi sumbangannya,” kata Sri.

Sri menjelaskan, laju inflasi tahun kalender April 2017 ini mencapai 1,71 persen lebih tingg dari tahun sebelumnya yang hanya 0,71 persen. (Bud)