Mengatasi Tingginya Kematian Ibu Hamil Dan Bayi Baru lahir

Semarang, Idola 92.6 FM – Hingga 72 tahun usia republik ini, kematian ibu hamil dan bayi baru lahir masih menjadi masalah kesehatan mendasar. Berbagai usaha sudah dijalankan tetapi penurunan kematian hingga saat ini masih belum memadai. Sudah banyak pengukuran namun semua intinya menunjukkan penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir tidak sesuai harapan.

Demikian simpulan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI). Atas fakta itu, AIPI meluncurkan program Evidence Summit on Reducing Maternal and Neotanal Mortality (ESRMNM) atau Komite Eksekutif Pengumpulan Bukti Pengurangan Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir. Ketua Komite Eksekutif Pengumpulan Bukti Pengurangan Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir Akmal Taher mengungkapkan, dari 100 ribu kelahiran hidup, sebanyak 359 ibu hamil meninggal dunia pada tahun 2012. Angka ini turun sedikit dibanding pada 1994 sebesar 390 ibu hamil.

Jumlah itu menjadikan Indonesia menjadi salah satu Negara dengan kematian ibu tertinggi di Asia. Penurunan yang belum menggembirakan itu terjadi saat layanan kesehatan ibu hamil dan bayi makin baik. Pemeriksaan kehamilan dan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan mencapai 80 persen. Pembiayaan proses persalinan pun sudah dijamin Negara.

Lantas, masih tingginya angka kematian ibu hamil & bayi baru lahir, kebijakan mendasar seperti apa yang perlu dilakukan untuk menanggulanginya? Apa sesungguhnya akar persoalan dari masih tingginya angka Kematian Ibu hamil & Bayi Baru lahir? Masih kurang efektifkah program layanan kesehatan ibu dan anak Posyandu sejauh ini?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut nanti kita akan berdiskusi dengan beberapa narasumber yakni: Prof Akmal Taher (Ketua Komite Eksekutif Pengumpulan Bukti Pengurangan Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)) dan dr Anung Sugihantono, MKes (Dirjen Kesehatan Masyarakat RI). (Heri CS)

Berikut Perbincangannya:

Artikel sebelumnyaDinhub Jateng Akan Integrasikan Trans Jateng Dengan Trans Semarang Dalam 2 Halte Khusus
Artikel selanjutnyaMantan Karyawan Koran Sindo Jateng Pertanyakan Komitmen HT Sejahterakan Rakyat