Merefleksi HUT Ke-72 TNI, Sudahkah TNI Dapat Diandalkan Untuk Mempertahankan Tumpah Darah Indonesia?

Semarang, Idola 92.6 FM – Hari ini, 5 Oktober 2017, Tentara Nasional Indonesia (TNI) genap berusia 72 tahun. Peringatan puncak hari jadi TNI dilaksanakan di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, perayaan HUT TNI tahun ini mengambil tema “Bersama Rakyat TNI Kuat”. Makna yang terkandung adalah kesadaran TNI yang bersumber dari rakyat, berbuat dan bertindak bersama rakyat.

Hal itu, menurut Gatot, menjadi modal utama TNI dalam mengawal dan mengamankan kepentingan nasional menuju cita-cita bangsa. Tema itu diambil karena sejarah telah membuktikan bahwa yang merebut kemerdekaan adalah rakyat. Belum ada TNI. Lalu setelah kemerdekaan, pejuang yang merebut kemerdekaan ada yang kembali pada karyanya masing-masing tapi ada juga tinggal di tempat untuk menjaga kemerdekaan dan keamanan rakyat. TNI adalah bersama rakyat. Tanpa rakyat, TNI tidak ada apa-apanya.

Namun, kini TNI dihadapkan pada sejumlah persoalan dan tantangan. Di tengah, masih belum memadainya alutsista TNI juga menghadapi sejumlah persoalan, seperti potensi gesekan geo-politik di kawasan Asia Tenggara, konflik perbatasan wilayah teritorial dengan China, hingga ancaman idelgi trans-nasional, radikalisme, dan proxy war.

Lantas, sudahkah TNI dapat diandalkan untuk mempertahankan tumpah darah Indonesia? Bagaimana pula menguatkan reformasi TNI? Seberapa tangguh TNI kita mampu mengantisipasi potensi konflik geopolitik? Sudahkah pula alutsista TNI cukup memadai?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola 92.6 FM berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Pengamat Militer MT Arifin dan Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto (mantan Panglima TNI). (Heri CS)

Berikut Perbincangannya: