TPID Jateng Sebut Belum Perlu Operasi Pasar Cabai Rawit Merah, Ternyata Ini Alasannya

Semarang, 92.6 FM-Mahalnya harga cabai rawit merah di pasaran sekarang ini, tidak lantas membuat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jateng melakukan operasi pasar. Hal itu dikatakan Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra di sela melakukan pemantauan pasokan dan harga cabai rawit merah, di Relokasi Pasar Johar di komplek Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT)/ Kamis (26/1) dini hari tadi.

Menurutnya, yang terjadi sekarang ini merata di semua wilayah di Jawa Tengah, dan pasokan cabai rawit merah terbatas di sentra-sentra penghasil cabai rawit merah. Sebab, jelas Rahmat, faktor musim yang turun hujan setiap hari membuat sebagian hamparan caba rawit merah siap petik menjadi rusak.

Namun demikian, dirinya memprediksi jika di akhir Januari 2017 nanti harga cabai rawit merah akan bisa turun, mengingat terjadi panen raya secara serentak di sejumlah daerah.

“Harga Rp100 ribu per kilogram itu sudah mentok, karena daya beli masyarakat memang segitu. Kalau digelar OP (operasi pasar-red) tidak mungkin, karena kondisi musim kurang mendukung,” jelas Rahmat kepada Radio Idola.

Diketahui, TPID Jawa Tengah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Relokasi Pasar Johar di komplek MAJT untuk memantau ketersediaan pasokan cabai dan fluktuasi harga cabai di pasar tradisional. Dari hasil pemantauan diketahui, memang para pedagang mengurangi jumlah dagangan dari biasanya.

Jika sebelum harga cabai rawit merah naik bisa memasok tiga ton sampai empat ton, saat ini hanya 600 kuintal sampai 700 kuintal saja. Memang diakui, pengaruh musim menjadi faktor penentu berkurangnya pasokan dari sejumlah daerah sentra penghasil cabai rawit merah di Jawa Tengah. (Bud)