Dinkes Sebut Kasus Stunting di Semarang Cukup Rendah dan Tidak Jadi Persoalan Kesehatan Serius

Semarang, Idola 92.6 FM – Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Widoyono mengatakan persoalan gizi buruk yang mengakibatkan perlambatan tumbuh kembang atau stunting, untuk di Kota Semarang masih terbilang kecil. Dari 19 kasus temuan gizi buruk, tidak sampai 50 persennya positif stunting.

Menurutnya, angka temuan anak yang mengalami stunting dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Wdoyono menjelaskan, kasus stunting tidak hanya menyerang anak keluarga miskin saja, tapi juga bisa menghampiri anak orang kaya. Hal itu terjadi, karena pemenuhan asupan gizi yang masuk ke tubuh kurang.

Disebutnya, untuk kasus stunting di Kota Semarng belum masuk kategori mengkhawatirkan karena masih di bawah target nasional.

“Gizi buruk ya itu ketemu 19 kasus, dan itu jauh di bawah target kita. Dan temuan stunting itu tidak sampai 50 persen dari 19 kasus itu. Kota Semarang itu untuk anggaran kesehatan cukup besar, coba bandingkan saja dengan provinsi. Kita itu tiap tahunnya dapat dana Rp243 miliar,” kata Widoyono, Kamis (27/9).

Lebih lanjut Widoyono menjelaskan, pihaknya akan terus berupaya mencegah munculnya kasus stunting dengan mengunjungi warga di 16 kecamatan di Kota Semarang untuk sosialisasi nasalah stunting.

“Germas menjadi gerakan yang sangat positf untuk kehidupan. Terutama menjaga kesehatan jangka pendek dan panjang. Terlebih lagi, stunting itu sudah bisa dideteksi sejak awal dengan melakukan pemeriksaan awal melalui pemeriksaan secara rutin,” tandasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaKasus Tagihan RS, BPJS Kesehatan Sebut Ada Ketidaksesuaian Antara Premi Dengan Penghitungan Dana Sosial Nasional
Artikel selanjutnyaBagaimana Mengoptimalkan Pemberantasan Korupsi di Sektor Sumber Daya Alam?