Jamkrida Terus Fokus Dampingi UMKM Jateng Lewat Pembiayaan Perbankan

Jamkrida Jateng dan Kadin Jateng melakukan penandatangan kesepakatan bersama di Patra Hotel and Convention Semarang, Selasa (11/12).

Semarang, Idola 92.6 FM – Jamkrida Jawa Tengah terus berupaya, untuk memberikan penjaminan kredit bagi pelaku UMKM di provinsi ini. Sebab, tidak semua pelaku UMKM di Jateng bankable dan memiliki omzet yang stabil setiap bulannya.

Direktur Utama Jamkrida Jateng M Nasir Siregar mengatakan di provinsi ini ada sekira 4,3 juta UMKM yang tersebar di 35 kabupaten/kota, dan banyak di antaranya masih sulit menembus perbankan karena keterbatasan penjaminan atau dianggap tidak bankable.

Oleh karena itu, jelas Nasir, kehadiran Jamkrida untuk memberikan penjaminan kepada pelaku UMKM yang akan mengajukan kredit ke perbankan. Sedangkan kepada pihak perbankan, Jamkrida hadir untuk memberikan kepastian bagi bank ketika UMKM tersebut gagal bayar.

“Kita berharap, nilai penjaminan ini bisa membantu para pelaku UMKM. Sampai saat ini, nilai penjaminan yang bisa kita jaminkan sebanyak Rp3 triliun, dan baru terealisasi Rp2,86 triliun. Memang kita akui, 90 persen UMKM di Jateng banyak berharap mendapat akses permodalan. Oleh karena itu, secara perlahan kita bisa membantu lebih banyak UMKM di Jateng, termasuk yang berorientasi ekspor,” kata Nasir di sela penandatanganan perjanjian kerja sama antara Jamkrida Jateng dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dan Kadin Jateng di Patra Hotel and Convention Semarang, Selasa (11/12).

Lebih lanjut Nasir menjelaskan, pihaknya berupaya untuk bisa menjembatani para pelaku UMKM dan juga perbankan, agar angka kredit macet di Jateng tidak terlalu tinggi.

Sementara itu, Kepala Kantor Regional 3 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jateng-DIY Aman Santosa menambahkan, pihaknya sebagai otoritas yang diberi wewenang untuk mengawasi pelaku perbankan dan pembiayaan terus menjaga agar nonperforming loan (NPL) atau angka kredit macet tidak terlalu tinggi di Jateng.

“Memang untuk NPL-nya di Jawa Tengah di atas lima persen lebih tinggi. Artinya, memang ada beberapa UMKM yang gagal bayar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Tapi, bank-bank yang memberi kredit ke UMKM juga marginnya juga tinggi untuk mengcover adanya gagal bayar,” ucap Aman.

Namun demikian, lanjut Aman, para perbankan di Jateng tetap diminta untuk bisa mendukung pertumbuhan ekonomi di provinsi ini. (Bud)

Artikel sebelumnyaKorlantas Polri Pasang Speed Camera di Ruas Tol Trans Jawa
Artikel selanjutnyaGanjar: Mari Kita Kurangi Konsumsi Gandum dan Beralih ke Pangan Lokal