Memahami Akar Masalah dan Mencari Jalan Keluar Gejolak yang Kerapkali Terjadi di Papua

Semarang, Idola 92.6 FM – Sebanyak 31 pekerja proyek jembatan di jalur Trans Papua tewas dibunuh oleh kelompok yang diduga separatis bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. Dilansir dari CNN, satu orang yang melarikan diri saat hendak dibunuh KKB Papua hingga saat ini belum ditemukan. Peristiwa pembunuhan diduga terjadi pada Sabtu-Minggu, 1-2 Desember 2018.

Saat ini, Polisi sudah mengidentifikasi kelompok pelaku. Diketahui, para pekerja proyek Istaka Karya diserang oleh KKB saat membangun jembatan di dua titik, yakni Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga. Terkait ini, Presiden RI Joko Widodo sudah memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menyelidiki tragedi ini.

Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil mempertanyakan Polri dan TNI yang dianggap tidak maksimal dalam memberikan rasa aman kepada pekerja di Papua. Dia heran, mengapa aparat belum bisa membasmi kelompok-kelompok bersenjata di Papua. Nasir menyebut anggaran yang dikucurkan oleh negara untuk mewujudkan situasi yang aman di daerah konflik menjadi terlihat tak efektif. Padahal, anggaran sudah dipersiapkan untuk penanganan di medan yang sulit.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menegaskan, proyek-proyek strategis di daerah konflik harus mendapat pengawalan. Hal itu, agar tidak ada spekulasi motif teror yang terjadi. Dia juga mengingatkan, gangguan keamanan ini terjadi di saat ramai tahun politik. Sehingga, menurutnya, kejadian seperti ini bisa membuat orang berspekulasi yang lain.

Lantas, apa sesungguhnya yang terjadi di Papua? Apa yang membuat gejolak Papua seolah menjadi bom waktu? Apa jalan keluar persoalan ini? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Ketua Umum PP TNI AD Letjen (Purn) Kiki Syahnakri. (Heri CS)

Berikut wawancaranya: