Mendorong Agar Bangsa Kita Taat Proses Dan Bervisi Besar

Semarang, Idola 92.6 FM – Dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 260 juta jiwa, Indonesia menjadi pasar industri film yang sangat besar. Meski demikian, dunia sinema Indonesia menghadapi persoalan mendasar yaitu minimnya sumber daya manusia professional, salah satunya penulis scenario. Menurut data Penulis Indonesia untuk Layar Lebar (PILAR) jumlah penulis skenario film profesional di Indonesia hanya sekitar 200-an.

Fakta ini menjadi ironi sekaligus menjadi refleksi bagi bangsa ini. Bangsa ini selalu tak taat proses dan tak bervisi besar. Ibaratnya, kita selalu berharap sesuatu yang besar tanpa mau melakukan proses untuk mewujudkannya. Bukankah berlaku hukum alam. Siapa yang tak menanam juga tak akan pernah memetik buahnya. Dalam contoh domain dunia perfilman tadi, kita pun bisa mengajukan pertanyaan, sudahkah kita menanam bibit dalam hal ini menyiapkan ekosistem mengenai dunia perfilman? Institut perfilman misalnya. Atau sudah pulakah jumlah bioskop kita memadai untuk menangkap potensi pasar?

Terkait dengan SDM, Indonesia selalu dihadapkan pada sebuah paradoks. Kita memiliki SDM melimpah namun, kita juga selalu rindu pada kehadiran SDM yang mumpuni. Kita seolah krisis SDM di tengah melimpahnya jumlah SDM itu sendiri.

Hal itu membuktikan bahwa kita sebagai bangsa seolah tak memiliki visi besar sehingga berbagai persoalan yang ada justru tak terang benerang. Ada sesuatu yang mesti direvitalisasi dalam mindset kita. Sebab, pola pikir membuat antara kebudayaan dan tujuan tak nyambung. Membuat tak pernah tuntasnya antara kabijakan yang hulu dan yang hilir.

Lalu, bagaimana mendorong agar bangsa kita taat proses, dimana kalau kita tidak menanam, maka kita juga tak akan memanen buah sebagai hasilnya? Mesti dari mana memperbaiki persoalan ini? Apa sesungguhnya yang terjadi dengan bangsa ini sehingga selalu terjebak pada yang instant dan belum menyentuh akar dan substansi persoalan?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola 92.6 FM berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Prof Iwan Pranoto (Guru Besar ITB), dan Mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri. [Heri CS]

Berikut Diskusinya: