Menyongsong Puncak Bonus Demografi, Bagaimana Memperbaiki Mutu Pendidikan Berbasis Kondisi Setiap Provinsi?

Semarang, Idola 92.6 FM – Di tengah menyongsong Puncak Bonus Demografi 2020-2030, sejumlah persoalan pendidikan masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Mulai dari yang elementer hingga yang bersifat teknis. Baru-baru ini, Laporan Bank Dunia mengungkapkan bahwa tingginya pendapatan per kapita satu negara tidak otomatis menjamin mutu pendidikan yang baik. Hal itu terjadi di Indonesia.

Indonesia dengan pendapatan per kapita 10.385 dolar AS diperkirakan bisa meraih skor 422 pada PISA (Program Penilaian Pelajar Internasional). Akan tetapi, kenyataannya Indonesia hanya mendapat skor 403. Sebaliknya Vietnam dengan pendapatan per kapita 5.600 dollar AS dan diperkirakan hanya mendapat skor 394 justru meraih skor 525. Laporan ini, menunjukkan adaya permasalahan mendasar dalam sistem pendidikan di Tanah Air.

Terkait hal itu, Bank Dunia menyarankan adanya perubahan cara penyampaian materi kurikulum menjadi sederhana, seleksi calon guru ketat, evaluasi berkala dan terstandar terhadap program pembelajaran dan memprioritaskan anggaran pada pendidikan dasar dan menengah.

Lantas, berkaca pada laporan Bank Dunia terkait mutu pendidikan, patutkah sistem pendidikan kita distandarkan dengan sistem internasional? Bagaimana solusi perbaikan mutu pendidikan berbasis kondisi setiap provinsi? Apa sesungguhnya tantangan dalam upaya perbaikan mutu pendidikan berbasis kondisi setiap provinsi?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Mohammad Abduhzen (Praktisi pendidikan Universitas Paramadina Jakarta) dan Luhur Bima (Koordinator Perbaikan Sistem Pendidikan dari SMERU Institute). [Heri CS]

Berikut diskusinya: