Bagaimana Memperbanyak Narasi Kerukunan

Unity

Semarang, Idola 92.6 FM – Kerukunan antarumat beragama diyakini sebagai salah satu pilar kesatuan dan persatuan bangsa. Jika kerukunan terus terjaga, niscaya kesatuan dan persatuan bangsa pun akan terus terwujud.

Oleh karena itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin di sela acara Interfaith Walk 2019 baru-baru ini meminta seluruh elemen masyarakat memperbanyak narasi kerukunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini berarti, kita juga harus menghentikan narasi-narasi konflik, narasi-narasi yang menimbulkan perbedaan dan permusuhan antarwarga.

Di sisi lain, terkait ini, kita sebenarnya sudah memiliki Pancasila sebagai falsafah bangsa. Namun, problemnya, sebagian masyarakat kita masih kerapkali gagap mengejawantahkannya. Pancasila seolah masih indah sebagai kata-kata namun masyarakat kita masih belum lulus manakala di uji langsung dalam perilaku hidup bermasyarakat di lingkungan yang majemuk—khususnya di media sosial. Selain itu, kita juga masih kesulitan mencari sosok teladan dari kalangan elit perihal problem mengimplementasikan Pancasila dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lantas, mengamini pesan Wapres Ma’ruf Amin, hal konkret apa yang mesti dilakukan dalam upaya memperbanyak narasi kerukunan di masyarakat? Kita selama ini sudah memiliki narasi yang terdapat dalam nilai-nilai Pancasila—sejauh ini bagaimana? Apa hambatan dalam upaya mengimplementasikannya? Bagaimana pula cara menyemaikan hal-hal substantif perihal ini agar menjadi perilaku bagi kelompok muda yang menjadi pegiat medsos?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber yakni: Arsul Sani (Wakil Ketua MPR RI) dan Mukhsin Jamil (Wakil Rektor UIN Walisongo Semarang). (Heri CS)

Berikut diskusinya: