Bersama Nelayan, Pertamina Kembangkan Eduwisata Mangrove di Tambakrejo

Iin Febrian (tengah)
GM Pertamina MOR IV, Iin Febrian (tengah) menanam bibit mangrove di Kampung Tambakrejo, Tanjung Mas, Semarang, Sabtu (7/12).

Semarang, Idola 92.6 FM – Dalam upaya melakukan konservasi lingkungan dan mengembangkan potensi wisata baru, Pertamina MOR IV membuat Eduwisata Mangrove yang terintegrasi di Kampung Tambakrejo, Tanjung Mas, Semarang, Sabtu (7/12). Dipilihnya Kampung Tambakrejo, karena di lokasi itu sudah sejak 2011 menjadi kawasan konservasi mangrove dari program corporate social responsibility (CSR) Pertamina.

GM Pertamina MOR IV, Iin Febrian mengatakan sejak lama pihaknya menjalin kerja sama dengan kelompok peduli lingkungan Cinta Alam Mangrove Asri dan Rimbun (CAMAR) dari masyarakat setempat. Kelompok binaan Pertamina itu, mampu menjaga dan merawat bibit-bibit mangrove yang berjumlah 200 ribuan sejak ditanam pada 2011 lalu.

Iin menjelaskan, selain fokus pada pelestarian lingkungan sekitar, pihaknya juga menjadikan kawasan Tambakrejo menjadi destinasi wisata melalui program Mangrove Edupark. Hal itu juga selaras dengan program pemerintah setempat, yang menjadikan kawasan Tanjung Mas sebagai kampung bahari.

“Program eduwisata mangrove ini terintegrasi sebagai tempat sentralisasinya. Ada tempat makan, ada tempat istirahat serta terintegrasi menuju tempat penanaman mangrove yang dilakukan Pertamina,” kata Iin di sela penanaman 25 ribu bibit mangrove.

Lebih lanjut Iin menjelaskan, pihaknya juga tengah berencana membuat jogging track dengan memanfaatkan kawasan mangrove. Sehingga, para pengunjung juga bisa berolahraga menikmati pemandangan hamparan mangrove di pesisir pantai Kota Semarang.

Sementara, Penasehat Kelompok Peduli Lingkungan CAMAR, Suranto mengaku senang daerahnya menjadi kampung binaan dari Pertamina. Karena, sebelum Pertamina mengembangkan kawasan Tambakrejo dengan penanaman mangrove, kondisi daerahnya memprihatinkan.

Suranto menyebut, waktu itu daerahnya kerap dilanda banjir rob. Sehingga, bibir pantai menjadi rusak karena terjangan ombak besar.

“Ternyata banyak respon positif, ketika kita menanam mangrove di areal lahan yang sangan minim ini. Kita kan miskin lahan tanam. Tapi, ada ruang-ruang kosong yang bisa kita tanami. Alhamdulillah, responnya bagus dari pemerintah, swasta dan anak-anak sekolah,” ujar Ranto.

Dirinya berharap, bisa pengembangan kawasan Mangrove Edupark sudah berjalan dengan baik akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Karena, masyarakat tidak perlu mengandalkan penghasilan hanya melaut saja. (Bud)