Dongeng Garuda Muda Juara di Tengah Titik Nadir PSSI

Semarang, Idola 92.6 FM – Tim nasional sepak bola Indonesia U-22 melampaui batas espektasi dengan menjuarai Piala AFF U-22 2019 seusai mengalahkan tim Gajah Putih Thailand 2-1 pada final di Phnom Penh Kamboja Selasa lalu. Prestasi tim asuhan Indra Sjafrie ini tidak jauh berbeda dengan kisah dongeng keajaiban yang terjadi di Piala Dunia 2006 di Jerman.

Kala itu, sama sekali tak diunggulkan, tim Azzuri Italia asuhan Marcello Lippi justru menjadi juara dengan mengalahkan tim bertabur bintang Prancis di final. Ketika itu, sepakbola Italia juga tengah diguncang skandal suap dan pengaturan skor yang dikenal dengan istilah calciopoli.

Hampir serupa, bisa dikatakan, prestasi tim Garuda Muda di Kamboja itu bak oase di tengah karut marut kondisi terkini sepak bola di Tanah Air. Ibarat prestasi puncak kita gapai di titik nadir kepengurusan PSSI—organisasi tertinggi yang menaungi persepakbolaan kita. Diketahui, saat Garuda Muda berjuang di Kamboja selama hampir 2 pekan terakhir, wajah sepak bola Indonesia tengah tercoreng menyusul gencarnya pengungkapan kasus pengaturan skor oleh Satuan Tugas Antimafia Bola bentukan Polri. Tercatat, telah ada 16 tersangka termasuk pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PSSI Joko Driyono.

Gelar juara Piala AFF di Kamboja menjadi gelar ketiga sepanjang sejarah yang diraih Indonesia di berbagai kelompok usia. Sebelumnya, Indonesia juga menjuarai turnamen Piala AFF di kelompok U-19 pada 2013 dan U-16 pada 2018. Bedanya, gelar juara di Kamboja diraih di luar negeri dan tanpa melalui drama adu penalti seperti dua turnamen sebelumnya.

Lantas, setelah sekian lama menanti prestasi juara, kenapa momentum Juara Piala AFF U-22 memilih ketika kepengurusan PSSI berada di “titik nadir”? Apa faktor kunci Kkeberhasilan Garuda Muda? Mampukah ini menjadi tonggak kebangkitan sepak bolas nasional?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, nanti kita akan berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Tommy Welly (pengamat sepak bola) dan Amir Machmud NS (Kolomnis sepak bola Suara Merdeka). (Heri CS)

Berikut diskusinya: