Mereaktualisasi Pemikiran BJ Habibie, Bagaimana Menyiapkan SDM sebagai Investasi menuju Indonesia Maju?

Semarang, Idola 92.6 FM – Negara maju membuktikan tanpa sumber daya alam mereka bisa memenangi persaingan global. Modalnya penduduk berkualitas yang dihasilkan dari investasi jangka panjang dan terarah. Indonesia kini berada pada persimpangan jalan. Kekayaan alam yang selalu dibanggakan—terutama minyak dan gas bumi serta kayu hutan, mulai habis.

Dan, pada saat bersamaan, investasi manusia yang dilakukan sejak awal kemerdekaan belum mampu meningkatkan kesejahteraan secara merata. Selain itu, di saat bersamaan, infrastruktur Indonesia jauh tertinggal dibanding negara lain yang berdampak pada kurang berkembangnya ekonomi dan terus terjadinya ketimpangan.

Membicarakan perihal investasi SDM sebagai kunci ini, kita teringat apa yang pernah dikemukakan sosok negarawan, ilmuwan, dan Presiden ke-3 RI yang kemarin baru saja meninggalkan kita untuk selama-lamanya, almarhum BJ Habibie. Menurut Habibie, Indonesia jangan hanya mengandalkan kemampuan dari Sumber Daya Alam (SDA) tetapi kepada SDM yang berarti peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perilaku berbudaya.

Menurutnya, pemerataan kesejahteraan juga mampu ditingkatkan melalui pengembangan SDM yang menguasai Iptek lewat pengembangan lapangan pekerjaan. Habibie menandaskan bahwa kalau ada pemerataan kualitas hidup yang tinggi, maka akan terjadi ketentraman.

Lantas, mereaktualisasi pemikiran almarhum BJ Habibie—dan bahwa Investasi SDM menjadi kunci dalam memenangi persaingan global, upaya apa yang mesti dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM? Tahapan-tahapan seperti apa yang mesti disiapkan secara sistematis dan berjenjang untuk menyiapkan SDM unggul di masa mendatang?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber yakni: Jimly Asshiddiqie (Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) & ketua ICMI), Alvin Lie (pengamat penerbangan & anggota Ombudsman RI), dan Sonny Harry B. Harmadi (Deputi 7 Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK)). (Heri CS)

Berikut diskusinya: