Pelaku Perhotelan Tolak Dianggap Eksploitasi Air Bawah Tanah Berlebihan

Semarang, Idola 92.6 FM – Penggunaan air bawah tanah yang berlebihan atau di luar kewajaran, akan berakibat buruk pada lingkungan sekitar. Dampak yang paling bisa dirasakan, adanya penurunan permukaan tanah setiap tahunnya. Penggunaan air bawah tanah berlebihan, yang paling banyak disorot adalah pelaku bisnis dan juga perhotelan.

GM Hotel Star Semarang Benk Mintosih mengaku tidak sependapat, jika para pelaku perhotelan merupakan pihak yang paling bertanggung jawab terhadap penggunaan air bawah tanah secara berlebihan.

Menurutnya, selama ini pihaknya memanfaatkan air bawah tanah dalam kategori atau batasan wajar. Bahkan, pihaknya juga tetap berlangganan air PDAM.

Benk menjelaskan, yang dilakukan selama ini masih dalam batasan atau sesuai aturan.

“Ya kita normal saja, masih dalam batas wajar. Dalam batas wajarlah, dalam hal ini ya rata-rata 150 meter kubik. Ya saya rasa hampir semua hotel seperti itu. PDAM juga kita pakai, kecuali kalau sampai puluhan ribu meter kubik baru itu tidak wajar. Biasanya kita penggunaan air bawah tanah itu untuk mandi dan cuci, kalau masak kita pakai mineral water,” kata Benk, Kamis (12/9).

Lebih lanjut benk menjelaskan, pihaknya juga konsen dengan pengembalian air bawah tanah dengan membuat lubang resapan atau biopori di sejumlah titik. Sehingga, air bawah tanah bisa terisi kembali.

“Kita juga akan menambah lagi, cuma belum ketemu akan ditempatkan di mana. Yang pasti, kita sangat mendukung pelestarian lingkungan, dan pemanfaatan air bawah tanah secara wajar,” jelasnya.

Diketahui, jika penggunaan air bawah tanah yang berlebihan akan memengaruhi kualitas tanah. Karena, pengambilan air bawah tanah tidak terkontrol akan memengaruhi struktur tanah. (Bud)