Pemprov Jateng Akan Beri Insentif Bagi Pabrik Plastik Untuk Produksi Bio Plastic

Gubernur Ganjar Pranowo mendapat penjelasan dari Direktur Sinar jaya Plastindo, Whelly Sujono tentang produk bio plastic.

Semarang, Idola 92.6 FM – Dalam upaya memerangi penggunaan plastik di masyarakat, para pengusaha atau pabrik plastik yang ada di Jawa Tengah diminta bisa membuat produk bio plastic. Sehingga, target pengurangan penggunaan plastik di Jateng bisa tercapai.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan Indonesia menjadi negara kedua penyumbang plastik terbesar di dunia setelah Tiongkok, sehingga perlu ada usaha serius untuk mengampanyekan gerakan tidak lagi menggunakan plastik.

Menurutnya, bagi perusahaan atau pabrik plastik yang mengurangi produksi plastiknya dan mulai memproduksi bio plastic akan mendapatkan insentif dari pemprov.

Pemprov, jelas Ganjar, sangat mengapresiasi adanya pabrik plastik yang mau memproduksi bio plastic atau plastikramah lingkungan. Karena, dengan plastik yang ramah lingkungan tidak menimbulkan permasalahan di masa mendatang.

“Ditampilkan karya masyarakat dan termasuk juga dunia usaha, yang ternyata kita sudah punya bio plastic. Sayangnya, bio plastic belum populer dan untuk itu perlu kita populerkan. Kalau tahun depan kita buat policy 50 persen gunakan bio plastic, maka ini menjadi gerakan memerangi plastik. Harapan saya, kalau serius dua tahun bisa 100 persen. Kita akan mendorong insentif kepada pabrik plastik, agar dia membuat bio plastic, kata Ganjar belum lama ini.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, persoalan sampah plastik memang menjadi perhatian serius pemerintah. Sehingga, tidak mengherankan jika Presiden Joko Widodo mengumpulkan seluruh gubernur dan bupati/wali kota terkait penanganan sampah.

Sementara, Direktur Sinar jaya Plastindo, Whelly Sujono menambahkan, selama ini bio plastic sudah digunakan di sejumlah rumah sakit di Indonesia. Namun, pusat perbelanjaan belum ada yang meliriknya sebagai pengganti plastik konvensional.

Menurutnya, bio plastic yang dibuat perusahaannya itu berbahan singkong dan bisa terutai dalam waktu sepekan dalam tanah.

Produk bio plastic ini kami buat sebagai penebus dosa, karena selama ini sudah ikut mengotori tanah Indonesia, ucap Whelly. (Bud)

Artikel sebelumnyaUndip Siapkan Strategi Capai Rangking 500 World Class University
Artikel selanjutnyaTangani Sampah, Pemprov Libatkan Perusahaan di Jateng Ikut Kelola Sampah Mandiri