Rambu Lalu Lintas dan Kamera CCTV Ditambah di Jalan Alternatif Jateng

Semarang, Idola 92.6 FM – Soal kenyamanan dan keamanan saat melintas di jalan provinsi dan jalur alternatif, telah disiapkan Pemprov Jawa Tengah. Tujuannya, untuk bisa memberikan layanan terbaik kepada pemudik yang melintas di provinsi ini.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya sudah meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Cipta Karya serta Dinas Perhubungan Jateng, untuk memonitor kesiapan infrastruktur jalan milik provinsi sebelum dimulainya masa arus mudik Lebaran tahun ini. Termasuk, penyiapan perangkat pendukungnya di jalur-jalur alternatif yang nantinya akan digunakan pemudik melintas.

Menurutnya, perangkat pendukung itu berupa penambahan dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas penunjuk jalan serta penambahan kamera pemantau atau cctv di jalan alternatif dan jalan rawan kecelakaan.

Ganjar menjelaskan, dengan persiapan yang dilakukan secara matang sejak jauh hari, maka ketika masuk masa arus mudik dan balik Lebaran tidak ada persoalan terkait infrastruktur jalan di Jateng.

“Kemarin ada usulan, tanda-tanda rambu lalu lintas di tambah dari yang sudah ada dengan agak lebih detail. Sifatnya tidak permanen, agar bisa menunjukkan kepada masyarakat pemudik nanti jalur alternatif terbaiknya ada di mana. Sampai hari ini, Insya Allah sudah kita siapkan. Termasuk, memasang cctv kerja sama dengan Dinas Perhubungan di titik-titik yang bahaya kita bisa pantau terus menerus. Nanti, kemungkinan besar akan ada jalur-jalur yang khusus perlu pengawasan menggunakan cctv,” kata Ganjar, Jumat (10/5).

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Korlantas Polri untuk kesiapan menjelang arus mudik dan balik Lebaran tahun ini.

Sementara, Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso meminta pemprov juga tidak luput memerhatikan jalur-jalur penghubung dengan jalan tol Trans Jawa. Terutama, jalan provinsi yang menghubungkan antarkabupaten dan menjadi perlintasan keluar masuk pintu tol.

Hadi menyebut jalur Purwodadi-Solo yang masih sempit, dan dengan adanya tol Trans Jawa menjadi bertambah ramai. Sehingga, jalur tersebut perlu dipikirkan untuk pelebarannya.

“Akses jalan dari kabupaten yang dekat tol Trans Jawa itu menuju pinto tol, harus diperhatikan. Teorinya, pintu tol itu harus dihubungkan dengan jalan nasional atau jalan provinsi untuk akses keluar dan masuknya. Kami berharap betul, bahwa ke depan pada 2020 Pemprov Jawa Tengah menekankan betul dan memberikan akses-akses pada pintu tol. Contoh ruas Gemolong-Geyer-Purwodadi, saat ini kondisinya masih sempit,” ujar Hadi. (Bud)