Semarang, Idola 92.6 FM – Semua kehidupan di alam semesta ini akan mengikuti hukum alam yang telah ditetapkan oleh Sang Maha Pencipta. Sebagai contoh, berembusnya angin dari daerah yang memiliki tekanan udara yang lebih besar menuju daerah dengan tekanan udara yang lebih kecil, atau air yang akan selalu mengalir ke arah dataran yang lebih rendah dan seterusnya.
Salah satu hukum alam yang diperkenalkan oleh Sir Issac Newton adalah kecenderungan semua benda fisik untuk menolak perubahan terhadap keadaan geraknya. Dalam ilmu fisika hukum ini dikenal dengan istilah โinersiaโ atau kelembaman. Prinsip inersia ini dikenal sebagak โHukum I Newtonโ yang berbunyi: โSuatu benda akan terus bergerak pada kecepatannya saat ini tanpa berubah arah hingga ada gaya yang menyebabkannya mengubah kecepatan atau arahnya. Ini juga termasuk benda yang tidak bergerak, yang akan tetap dalam keadaan diam sampai ada gaya yang menyebabkannya bergerak.
Rupanya, hukum tersebut bukan hanya bekerja dalam ilmu pengetahuan alam karena inersia juga mengikat berbagai perilaku pada bidang lain seperti bidang sosial, ekonomi, politik, hukum dan bahkan seluruh aspek kehidupan manusia. Inersia dalam pengertian perekonomian akan cenderung bergerak dalam kecepatan konstan. Sehingga, memberikan kekuatan pendorong (force) untuk membuat perekonomian bergerak lebih cepat, tidak akan memadai, karena kecenderungan politik juga bersifat inersia. Pun, begitu pula dengan inersia birokrasi.
Problemnya, kemajuan zaman yang kian bergerak cepat menuntut antisipasi dan respons birokrasi yang juga semakin cepat pula. Sehingga, setiap kelambatan bukan hanya berisiko kehilangan peluang tetapi justru bertentangan dengan gerak zaman, serta hukum alam itu sendiri.
Lalu, bagaimana memacu inersia birokrasi kita agar bisa bergerak cepat dan mampu memperbesar state capacity dan menjadi katalist bagi kemajuan negara kita? Bagaimana agar setiap upaya dalam reformasi birokrasi juga dapat mentransformasi kapasitas dan adaptability mesin birokrasi?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni Trubus Rahardiansyah (Analis Kebijakan Publik Universitas Trisakti Jakarta); Yanuar Nugroho (Mantan Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Joko Widodo); dan Eko Prasojo (Guru Besar Universitas Indonesia (UI)/ Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) periode 2011-2014). (andi odang/ her)
Simak podcast diskusinya:
Listen to 2020-10-14 Topik Idola – Trubus Rahardiansyah – Bagaimana Memacu Inersia Birokrasi Agar Memperbesar State Capacity dan Kemajuan Negara Kita? byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-10-14 Topik Idola – Trubus Rahardiansyah – Bagaimana Memacu Inersia Birokrasi Agar Memperbesar State Capacity dan Kemajuan Negara Kita? byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-10-14 Topik Idola – Yanuar Nugroho – Bagaimana Memacu Inersia Birokrasi Agar Memperbesar State Capacity dan Kemajuan Negara Kita? byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-10-14 Topik Idola – Yanuar Nugroho – Bagaimana Memacu Inersia Birokrasi Agar Memperbesar State Capacity dan Kemajuan Negara Kita? byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-10-14 Topik Idola – Eko Prasojo – Bagaimana Memacu Inersia Birokrasi Agar Memperbesar State Capacity dan Kemajuan Negara Kita? byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-10-14 Topik Idola – Eko Prasojo – Bagaimana Memacu Inersia Birokrasi Agar Memperbesar State Capacity dan Kemajuan Negara Kita? byRadio Idola Semarang on hearthis.at