Bagaimana Mengkapitalisasi Modal Sosial milik Indonesia untuk Menghadapi Covid-19?

Semarang, Idola 92.6 FM-Solidaritas sosial warga di tengah Pandemi Covid-19 terus bertumbuh. Warga tergerak saling membantu sesama yang terdampak dan berada di garis depan penanganan virus Corona. Fenomena ini semakin membuktikan bahwa kedermawanan warga semakin teruji.

Tumbuhnya solidaritas di Indonesia ini sejalan dengan catatan 2018 bahwa untuk pertama kali Indonesia dianggap sebagai negara paling dermawan di dunia oleh Charities Aid Foundation melalui World Giving Index 2018. Skor kedermawanan Indonesia 59 persen, diukur dari pertolongan kepada orang asing yang membutuhkan, mendonasikan uang, dan kesediaan jadi sukarelawan.

Untuk hal berdonasi, Indonesia berada di posisi kedua dengan skor 78 persen. Legatum Prosperity Index pada 2019 memosisikan Indonesia di posisi kelima dari 167 negara dalam kategori modal sosial.

Lantas, tingginya solidaritas masyarakat — sebagai bagian modal sosial milik Indonesia — termasuk salah satu yang tertinggi di dunia. Hal itu dapat dikapitalisasi, salah satunya, menjadi kekuatan besar dalam menghadapi covid 19. Tapi, sudahkah? Apa hambatannya? Siapa yang mesti memobilisasi aksi solidaritas di tengah masyarakat yang beragam?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, radio Idola Semarang berdiskusi dengan: Imam B. Prasodjo (Sosiolog Universitas Indonesia) dan Prof Rhenald Kasali (Pendiri Rumah Perubahan/  penggagas gerakan Donasi Masyarakat untuk para sopir taksi dan UMKM yang terdampak corona). (Heri CS)

https://anchor.fm/radio-idola/episodes/Wawancara-Radio-Idola-Bersama—Prof-Rhenald-Kasali-ee8oi3

https://anchor.fm/radio-idola/episodes/Wawancara-Radio-Idola-Bersama-Sosiolog-Universitas-Indonesia–Imam-B–Prasodjo-ee8p1g