Belajar Nilai-nilai “Samurai” dari Soka Jepang, Bagaimana Membangun Penciptaan Nilai?

Samurai

Semarang, Idola 92.6 FM – Suatu bangsa yang mempunyai keterbatasan SDA dan kondisi SDM yang belum baik, namun karena mempunyai jiwa dan karakter tertentu akan mampu menjadi bangsa yang unggul. Terkait ini, kita bisa belajar dari Jepang terkait membangun sistem nilai. Bangsa Jepang telah membuktikannya secara nyata.

Landasan karakter yang baik bagi manusia dan masyarakat adalah bekal penting dalam membangun peradaban. Salah satu faktor yang menyebabkan bangsa Jepang menjadi bangsa yang maju karena mereka mempunyai keunggulan karakter yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lainnya di dunia. Kerja keras, disiplin, sederhana, cinta tanah air, merupakan beberapa karakter unggul yang dimiliki bangsa Jepang.

Menurut Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI-Bambang Wibawarta menilai, pengaruh konfusianisme dan agama Buddha membentuk nilai-nilai hidup tersebut di Jepang. Nilai-nilai itu begitu menyatu dalam praktik keseharian sehingga ketika ditanyakan, orang Jepang kesulitan menerangkannya.

Praktik pendidikan di Jepang misalnya, bisa dilihat dari filosofi pendidikan di Soka University—sebagai bagian dari Soka Gakkai International. Ini merupakan institusi pendidikan dengan cabang di lebih dari 190 negara. Filosofisnya secara umum bersumber dari ajaran Buddha.

Filosofi Soka
Filosofi Soka.

Pada 1930, Tsunesaburo Makiguchi, seorang pendidik jepang, menerbitkan buku filosofi pendidikan Soka, Soka Kyoikugaku Taikei atau system pendidikan berbasis penciptaan nilai-nilai. “Soka” dalam bahasa Indonesia berarti penciptaai nilai (virtue). Penciptaan nilai itu bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan seperti memperjuangkan kebaikan menuju perdamaian dan kebahagiaan manusia; seta mempertahankan diri dari tantangan untuk meningkatkan dan menjaga martabat kemanusiaan.

Di Jepang, aktualisasi nilai-nilai itu mudah ditemui dari hal-hal kecil. Misalnya, etika menghormati orang lain, orang yang lebih tua, tidak mencuri atau korupsi, menjalankan tugas dengan baik, menjaga kehormatan institusi, sampai hal-hal praktis seperti membawa sampah ke rumah, atau membersihkan sisa makanan sendiri setelah makan di restoran.

Lantas, belajar nilai-nilai “Samurai” dari Soka Jepang, bagaimana membangun penciptaan nilai bagi generasi muda Indonesia? Apa yang bisa kita tiru dari keberhasilan Jepang terkait pendidikan karakter? Dalam dunia pendidikan, peta jalan seperti apa yang mesti disiapkan untuk mengimplementasikannya?

Guna mendiskusikan ini, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Andy Bangkit Setiawan, Ph.D (pernah menjadi Associate Professor for Cultural Studies di Nagoya University Jepang) dan Bambang Wibawarta (Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI). (Heri CS)

Berikut diskusinya: