Mencermati Persepsi Orang Indonesia terhadap AS dan China?

Djayadi Hanan (kanan)
Djayadi Hanan (kanan).

Semarang, Idola 92.6 FM – Pengaruh Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau China terhadap Republik Indonesia sangat besar. Berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), pengaruh China terhadap Indonesia mengalahkan pengaruh Amerika Serikat (AS).

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada Juli 2019, persentase pengaruh China kepada Indonesia sebesar 66 persen. Data ini diambil dari 1.540 responden dengan margin of error 2,5 persen.”Hasil survei Juli 2019, 66 persen publik menyatakan pengaruh RRT sangat atau cukup besar. Ini lebih banyak dibanding AS yang 49 persen,” ujar Djayadi, Jakarta Pusat, Minggu (12/1). Kendati pengaruh negeri tirai bambu itu cukup besar di Indonesia, data itu tidak diikuti dengan tren positifnya di mata masyarakat Indonesia. Sejak 2011-2019 persentase citra positif China di mata publik Indonesia justru menurun. Pada 2011, tren positif pengaruh China terhadap Indonesia masih sebesar 58 persen. Lima tahun kemudian, trennya menurun menjadi 49 persen. Kemudian pada 2019, tren China kembali terpuruk dengan persentase 40 persen.

Berbanding terbalik, tren pengaruh positif Amerika Serikat terhadap Indonesia dalam rentang 2016-2019 cenderung membaik. Di 2016, tren pengaruh baik AS terhadap Indonesia sebesar 36 persen. Hingga pada 2019, tren positif pengaruh negeri Paman Sam itu merangkak naik di posisi 40 persen. Djayadi mengatakan meski tren positif AS membaik dibanding China, tren negatif negara pimpinan Donald Trump itu juga meningkat. Pada 2016, masyarakat Indonesia menilai pengaruh negatif AS sebesar 28 persen. Kemudian tren itu meningkat pada 2019 menjadi 40 persen. Sementara itu, data survei ini diambil dari 1.540 responden melalui tatap muka. Margin of error 2,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Metode yang digunakan stratified multistage random sampling dari populasi tersebut. Lantas, apa arti dari hasil riset LSI ini? Membedahnya, Radio Idola Semarang mewawancara Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Djayadi Hanan. (Heri CS)

Berikut wawancaranya: