Menyongsong Era “Bidenomics” Ekonomi Pasca Joe Biden Terpilih Sebagai Presiden AS

Joe Biden Economic

Semarang, Idola 92.6 FM – Perjalanan Joe Biden menuju kursi presiden Amerika Serikat sama sekali tidak mudah. Perhitungan suara pemilihan presiden AS kali ini bisa jadi paling menegangkan karena begitu tipisnya perbedaan suara.

Terlebih lagi, kemenangannya tak menjamin sirnanya pembelahan politik antara kelompok Republik dan Demokrat, baik di parlemen maupun masyarakat luas. Menurut A Prastyantoko, rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, dalam opinininya di Kompas (10/11), Biden mewarisi persoalan ekonomi yang amat kompleks.

Bidenonomics
Bidenomics, sampul Majalah The Economist edisi 3 Oktober 2020.

Selain masalah domestic, Biden harus berjibaku memperbaiki posisi AS di kancah global. Pertama, menemukan titik temu ketegangan AS-China yang sudah terjadi sejak Presiden Barack Obama. Kedua, mengembalikan peran AS di kancah global. Sebab, dengan semangat nasionalis dan anti-globalisasi/ Trump telah menarik diri dari Kesepakatan Paris mengenai Perubahan Iklim, kesepakatan nuklir, Trans-Pacific Partnership, hingga dukungan ke WHO.

Menurut Prasetyantoko, Biden bukanlah obat mujarab bagi Amerika Serikat apalagi bagi dunia. Kemenangannya tak akan mengubah banyak hal di dalam maupun luar negeri. Juga, tak akan ada gebrakan dalam kebijakan ekonominya. Meski begitu, kehadirannya sangat penting untuk menciptakan suasana beradab dalam upaya global pencarian titik keseimbangan baru dalam berbagai hal pasca Pandemi.

Lalu, menyongsong “Bidenomics” era ekonomi pasca terpilihnya Joe Biden yang notabene berasal dari Demokrat sebagai Presiden AS, apa yang akan terjadi? Apa yang mesti kita siapkan? Apakah arah kebijakan Biden menguntungkan kita? Apa pula kerugian yang mesti kita tanggung dan bagaimana jalan keluarnya?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, nanti kita akan berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Bhima Yudhistira (Ekonom INDEF); Azis Pane (Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI)); dan Fendi Susiyanto (Founder and CEO at Finvesol Consulting). (andi odang/her)

Dengarkan podcast diskusinya: