Pemprov Jateng Tambah Lagi Laboratorium Cek Sampel Pasien COVID-19

RS Universitas Negeri Sebelas Maret Solo
RS Universitas Negeri Sebelas Maret Solo.

Semarang, Idola 92,6 FM – Penambahan laboratorium pengecekan sampel pasien terpapar virus COVID-19, terus dilakukan Pemprov Jawa Tengah. Setelah Laboratorium Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga, kini RS Universitas Negeri Sebelas Maret Solo juga menjadi lokasi pengecekan sampel pasien virus Korona.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan rumah sakit milik UNS itu, sekarang ditetapkan sebagai laboratorium pengecekan sampel pasien COVID-19 dari Kementerian Kesehatan. Sehingga, penambahan lokasi pengecekan sampel COVID-19 di Jateng semakin memercepat proses penanganan pasien.

Ganjar menjelaskan, sebenarnya pemprov sudah mengusulkan banyak rumah sakit maupun laboratorium yang memiliki peralatan memadai sebagai tempat pengecekan sampel pasien COVID-19. Namun, yang baru disetujui laboratorium rumah sakit milik UNS di Solo.

Ganjar beri instruksi pada jajarannya
Gubernur Ganjar Pranowo memberi instruksi kepada jajarannya terkait penanganan COVID-19 di Jateng.

Menurutnya, apabila semua tempat yang diusulkan disetujui Kementerian Kesehatan akan semakin cepat Jateng mendapat hasil pengecekan.

“Alhamdulillah, UNS sudah bisa melakukan pengecekan sampel pasien COVID-19. Malah kemudian, UNS menawarkan menjadi rumah sakit rujukan. Saya sudah siapkan bantuan untuk itu. Dengan adanya UNS, harapan saya bisa mempercepat. Undip juga tinggal on saja, dan mudah-mudahan cepat on,” kata Ganjar, Rabu (15/4).

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menambahkan, pihaknya juga akan memersiapkan rumah sakit rujukan lini ketiga. Sehingga, keberadaannya akan mendukung rumah sakit rujukan lini pertama dan kedua di provinsi ini.

Yulianto menjelaskan, rumah sakit rujukan lini ketiga ini berada di bawah kewenangan kabupaten/kota di Jateng. Sehingga, penetapannya menunggu keputusan dari bupati/wali kota setempat.

“Rencananya akan kita tambah lagi beberapa rumah sakit rujukan, baik milik pemerintah atau swasta. Dan akan ada rumah sakit rujukan lini ketiga, yang akan ditetapkan bupati/wali kota. Jumlahnya masih berkembang terus, karena belum semua bupati/wali kota memutuskan. Ini masih berkembang terus,” ujar Yulianto.

Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, sampai dengan saat ini sudah ada 58 rumah sakit rujukan pasien COVID-19 di Jateng. Baik rumah sakit milik pemerintah, maupun rumah sakit yang dikelola swasta. (Bud)