Refleksi Hari Kesaktian Pancasila: Sudahkah Nilai-Nilai Pancasila Terimplementasi Nyata?

Garuda Pancasila

Semarang, Idola 92.6 FM – Pancasila adalah ideologi negara yang tidak perlu diperdebatkan lagi (the end of ideology). Tak adanya perdebatan tentang Pancasila, karena nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, sehingga meski telah 75 tahun lamanya ekistensi Pancasila tetap dijadikan pegangan hidup berbangsa dan bernegara.

Selain itu pancasila juga digunakan sebagai pandangan hidup negara. Gambaran atas jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, tercermin dalam pancasila. Bagaimana aturan-aturan hidup bangsa indonesia tertera dalam butir butir pancasila yang dijabarkan kedalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Jika diibaratkan sebagai sebuah rumah, maka pancasila merupakan pondasi dari sebuah rumah itu. Bayangkan jika rumah tanpa pondasi yang kuat. Maka tidak menutup kemungkinan rumah itu akan roboh. Seperti itulah fungsi dari pancasila sendiri bagi bangsa Indonesia.

Selain sebagai dasar negara, di dalam pancasila terkandung makna yang digunakan sebagai acuan dalam mempertimbangkan segala sesuatu. Di sini pancasila juga digunakan sebagai sistem sebuah etika. Sehingga secara normatif, pancasila menjadi acuan atas tindakan baik. Sedangkan secara filosofis pancasila digunakan sebagai perspektif/pandangan seseorang mengenai kajian atas nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

Namun sayangnya, hingga saat ini implementasi Pancasila belum benar-benar dilaksanakan secara murni, serta konsekuen dalam kehidupan sehari-hari berbangsa dan bernegara.

Pada bidang ekonomi, sebagian kalangan menilai, arah ekonomi semakin mengarah pada sistem liberal—di mana, semuanya diserahkan pada mekanisme pasar sehingga terjadilah free fight antara yang kuat melawan yang lemah. Sementara spirit ekonomi Pancasila seperti nilai-nilai gotong royong dan keadilan social, seolah kian tergerus.

Pada ranah sosial-budaya, kita pun melihat, masyarakat masih begitu mudah terpecah belah. Isu SARA dan intoleransi masih begitu mudah merobek ikatan rasa persaudaraan dan kesatuan bangsa. Mereka seolah lupa bahwa kita memiliki falsafah bangsa sebagai penuntun perilaku sehari-hari dalam pola hubungan antarwarga bangsa.

Maka, merefleksikan peringatan Hari Kesaktian Pancasila, sudahkah kita mengimplementasikan nilai nilai luhur Pancasila dalam kehidupan nyata? Apakah kita sudah bersungguh-sungguh menjadikan pancasila sebagai sumber inspirasi bagi semua hukum dan perundang-undangan? Serta, bagaimana pula menangkarkan spirit nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni Ray Rangkuti (Pengamat politik/ Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA)); DR Hendri Saparini (Ekonom senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia); Dr. Saifur Rohman (Ahli filsafat dan Budayawan dari Universitas Negeri Jakarta); dan Prof Dr Kaelan MS (Guru Besar Filsafat Pancasila Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta). (andi odang/her)

Berikut podcast diskusinya: