Ribuan Kursi Kosong di Sekolah Negeri Menanti

Gubernur Ganjar Pranowo saat menggelar rapat dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng

Semarang, Idola 92,6 FM-Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020 tingkat SMA/SMK/SLB negeri se-Jawa Tengah sudah selesai dan telah telah diumumkan, namun ada 4.800an lebih kursi kosong yang tersebar di sejumlah sekolah. Sehingga, Pemprov Jateng akan mengambil kebijakan khusus terkait pengisian kekosongan ribuan kursi di sekolah negeri tersebut.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan jumlah kursi kosong itu terbagi atas 1.578 kursi tidak terisi saat proses PPDB, dan 2.981 kursi karena ada yang mengundurkan diri serta 266 kursi karena adanya pembatalan saat proses verifikasi.

Ganjar menjelaskan, bagi siswa yang sebelumnya tidak diterima di sekolah negeri tetapi rumahnya dekat dengan sekolah itu akan dipertimbangkan kembali. Pihaknya juga akan mengafirmasi masukan dari berbagai pihak, untuk mengisi kekosongan kursi di sekolah negeri.

Menurutnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng akan menghitung dan membuat kebijakan khusus berkaitan dengan kursi kosong tersebut.

“Yang tidak bisa tertampung kita carikan solusi. Pemprov Jawa Tengah tidak pernah berhenti, maka yang hasil identifikasi kita memang ternyata ada persebaran sekolahan yang tidak merata. Ya kalau yang ke swasta sebenarnya tidak apa-apa, kan yang swasta tetap harus diisi. Kan tidak semuanya bisa ke negeri. Kita coba untuk mengisi kekosongan kelas itu, dengan memberikan afirmasi,” kata Ganjar.

Ganjar lebih lanjut menjelaskan, pemprov sudah melaporkan adanya kursi kosong di sekolah negeri di Jateng kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Salah satu bentuk laporannya, apakah diperbolehkan menambah rombongan belajar (rombol) di tiap kelas di masing-masing sekolah negeri.

“Inilah evaluasi dari hasil PPDB online 2020, yang ternyata kita temukan permasalahan dari sistem. Ada kekurangan dan ada juga kelebihan dari sistem itu. Pemerintah tetap akan berupaya maksimal, untuk memberikan akses kepada anak-anak untuk sekolah,” pungkasnya. (Budi Aris)