Gardian Muhammad, Mahasiswa Vokasi UNDIP Pendiri Gerakan Mengajar Desa

Semarang, Radio Idola 92,6 FM – Siapa yang tidak tahu Gerakan Mengajar Desa? Komunitas ini merupakan salah satu komunitas pendidikan terbesar di Indonesia. Saat ini, Gerakan Mengajar Desa telah tersebar di 24 Provinsi di Indonesia dengan jumlah relawan lebih dari 3000 orang dari berbagai latar belakang pendidikan dan budaya

Gerakan Mengajar Desa didirikan oleh Gardian Muhammad, seorang mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro dengan program studi Informasi dan Hubungan Masyarakat. Saat ini, Gardian menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Gerakan Mengajar Desa dan Ketua Umum Yayasan Generasi Sahabat Pendidikan.

Gardian Muhammad lahir di Cianjur, 15 Agustus 2000. Merupakan putra bungsu dari pasangan Hasanudin dan Imas Wati. Ayahnya adalah seorang pengajar dan Ibunya adalah seorang wiraswasta. Gardian memiliki hobi dibidang videografi dan juga komunikasi. Terbukti, banyak karya yang dihasilkannya yang dapat menginspirasi banyak orang. Juga, Gardian telah menjadi pembicara di puluhan seminar nasional. Sejak kecil, Gardian sering diajak oleh ayahnya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini menjadi inspirasi awal dan latar belakang kenapa dia sangat tertarik di bidang pemberdayaan pemuda dan pendidikan. Dia melihat langsung bagaimana permasalahan pendidikan khususnya di desa tempat dia tinggal.

Gerakan Mengajar Desa didirikan di Cianjur, pada bulan September 2018. Pada saat itu Gardian bersama dua sahabatnya yaitu Rudi Reynal dan Arda Novrizal memutuskan untuk mendirikan komunitas pendidikan ini meskipun usia ketiganya saat itu masih duduk di bangku SMA. Hari pertama pendaftaran, ternyata diluar ekspetasi kami. Pendaftar melonjak hingga 100 Pendaftar. Kami mewajibkan setiap pendaftar untuk mengunggah twibbon sebagai bukti keikutsertaan mengikuti proses pendaftaran. Dari situ jujur kami sangat senang dan sebenarnya tidak percaya bahwa sangat besar sekali antusias dari teman-teman di Cianjur saat itu. Hari itu kami tutup dengan rasa senang dan bangga. Keesokan harinya, kembali kami mendapatkan 100 pendaftar baru. Begitu antusiasnya teman teman di Cianjur sampai hari ke-7 total kami mendapatkan sekitar 700 orang pendaftar dari 32 Kecamatan yang ada di Cianjur.

Saat ini, Gerakan Mengajar Desa telah tumbuh menjadi salah satu gerakan pendidikan terbesar di Indonesia dengan lebih dari 3000 relawan dari 24 Provinsi se-Indonesia. Adapun relawan yang tergabung berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, budaya, agama dan lain sebagainya. Tujuan mereka hanya satu yaitu mengabdi untuk Indonesia.

Satu pesan dari Gardian, bahwa saat kita terlahir di Indonesia itu berarti kita wajib juga untuk mengabdi pada Indonesia. kita saat ini sebagai mahasiswa memiliki andil yang sangat besar dan previledge yang sangat khusus sehingga bisa dikatakan bahwa apabila kita hanya duduk dan diam saja, Indonesia pun akan diam. Tapi apabila anak muda berani mengambil peran, langkah dan tanggung jawab, maka Indonesia emas di 2030 akan kita capai. Maka, mari sama sama kita bergerak untuk Indonesia yang lebih baik.

Gardian memiliki motto hidup Don’t let you getting older without inspiring many people!, motto hidup ini merupakan sebuah tafsiran dari potongan hadits yaitu Khoirunnas Anfauhum Linnas (sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi sesama). Atas dasar ini, sejak usianya masih muda Gardian senang berkecimpung didunia sosial mulai dari Forum Anak dan organisasi sosial lainnya. Di Forum Anak, Gardian pernah menjadi Ketua Forum Anak Kabupaten Cianjur, Pengurus di Forum Anak Jawa Barat dan Forum Anak Nasional, serta menjadi Duta Anak Jawa Barat 2016. Mimpinya untuk Indonesia adalah semua anak Indonesia memiliki hak dan akses pendidikan yang merata

Gardian pernah menjadi delegasi Indonesia untuk United Ambassadors Model United Nations (MUN) Conference di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat. Selain itu, dia juga pernah menjadi Duta LAPOR Kemenpan-RB, sebuah aplikasi layanan lapor untuk masyarakat. Juga, dia pernah terplih menjadi Ajudan Gubernur Jawa Barat, Bapak Ridwan Kamil melalui program Jabar Future Leaders. Dari ribuan orang pendaftar, hanya dipilih 30 pemuda terbaik untuk mengikuti latihan kepemimpinan bersama Gubernur Jawa Barat

Selama menjadi Ajudan, Gardian banyak belajar mengenai menjadi seorang pemimpin. Gardian melihat bagaimana seorang pemimpin mengambil keputusan disaat yang masa darurat, bagaimana cara mengatur komunikasi antara keluarga dan masyarakat, juga belajar mengenai membuat sebuah program yang dapat bermanfaat bagi banyak orang. Hal ini juga yang menginspirasi gardian untuk mengembangkan Gerakan Mengajar Desa. ( tim )