Gus Yasin Ajak Masyarakat Jateng Budidayakan Maggot Untuk Atasi Persoalan Sampah

Wagub Taj Yasin
Wagub Taj Yasin meninjau budidaya maggot di Desa Kalisapu di Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal

Semarang, Idola 92,6 FM – Pemprov Jawa Tengah mengajak masyarakat meniru langkah warga Desa Kalisapu di Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal, untuk membudidayakan maggot dalam upaya mengatasi persoalan sampah. Terutama, untuk sampah-sampah organik agar lebih cepat terurai.

Wagub Taj Yasin Maimoen mengatakan larva lalat tentara hitam (black soldier fly) atau maggot, ternyata bisa menjadi salah satu solusi dalam mengatasi persoalan sampah-sampah organik untuk bisa cepat terurai. Pernyataan itu dikatakannya saat mengunjungi rumah Afifudin warga Slawi, belum lama ini.

Gus Yasin menjelaskan, budidaya maggot tidak hanya memberi dampak positif dari sisi ekonomi saja tetapi juga mampu mengubah perilaku masyarakat terhadap sampah. Sebab, masyarakat akan mengumpulkan dan memilah sampah organik di satu tempat berisi maggot sebagai makanan.

Menurutnya, sampah organik yang berupa daun pembungkus makanan atau sisa sayuran dan buah-buahan bisa menjadi pakan maggot.

“Menurut rekan-rekan, pengurangan sampah ini bisa sampai 80 persen. Kalau itu dikumpulkan satu desa, artinya kita tidak butuh memikirkan TPA. Sekarang kita jangan pikir TPA dulu, tapi bagaimana sampah itu terurai dengan alami. Yakni dengan membudidayakan maggot. Baru kita memikirkan sampah anorganik yang bisa kita urai, dan itu nanti ada PUPR yang seperti di Cilacap menjadi bahan semen. Maka saya berharap bukan maggotnya yang kita harapkan, tetapi perubahan budaya masyarakat yang tidak buang sampah,” kata Gus Yasin.

Lebih lanjut Gus Yasin menjelaskan, untuk bisa menghasilkan 50 kilogram maggot per hari dibutuhkan sampah organik sebanyak 500 kilogram. Sampah-sampah organik yang dibutuhkan itu, bersumber dari perumahan warga dan pondok pesantren di sekitar Slawi.

“Maggot yang dibudidayakan itu, bisa dijual dengan harga lumayan. Katanya, 100 gram maggot kering bisa dijual seharga Rp20 ribu sampai Rp30 ribu,” pungkasnya. (Bud)